kievskiy.org

Pengamat: Menhan Prabowo Berhasil Tertibkan Kerja Sama Pertahanan

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. /Instagram.com/@indonesiaadilmakmur Instagram.com/@indonesiaadilmakmur

PIKIRAN RAKYAT - Sebagai Menteri Pertahanan periode 2019-2024, Prabowo Subianto ditinggali banyak 'pekerjaan rumah' berkaitan dengan rencana belanja dan kerjasama pertahanan yang belum tuntas dari periode-periode sebelumnya. Hal itu kemudian melatarbelakangi langkah yang ditempuhnya yaitu berkeliling ke sejumlah negara dalam kerangka diplomasi pertahanan.

Sejak awal tahun 2021 ini saja, Prabowo telahmelakukan kunjungan diplomasi pertahanan ke Inggris, Rusia, Jepang dan Korea Selatan. Salahsatu tujuan yang dikemukakan adalah untukmemperkuat dan memodernisasi alat utama sistem persenjataan(alutsista), melalui penjajakan kemungkinan pengadaan darinegara produsen alutsista, terutama yang tidak bisa dipenuhiindustri pertahanan dalam negeri maupun melakukan penawaranalutsista yang telah mampu diproduksi industri pertahanandalam negeri kepada negara lain.

Pengamat militer dari Binus University Curie Maharani menilai Prabowo patut diapresiasi lantaran dirinya dapat menertibkan kerjasama-kerjasama pertahanan satu pintu lewat Kemhan.

“Menhan berhasil menertibkan komunikasi dan prosesnya di bawah keamanan kemhan. Dan untuk memperlancar hubungan kita dengan industri luar memang perlu ada intervensi pemerintah lewat diplomasi pertahanan. Perkenalan ini bisa buka potensi kerjasama yang lebih luas lagi,” kata Curie Sabtu 8 Mei 2021.

Baca Juga: Indonesia Terus Kebanjiran Pasien Positif Covid-19, Hari Ini Tambah 6.130 Orang, Tembus 1,7 Juta Kasus

Curie berharap agar Prabowo dapat pula memiliki pencapaian dari hal tersebut.

“Kita harap Prabowo bisa mendobrak kesulitan pengadaan yang dialami pendahulunya,” ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, pengamat militer Anton Aliabbas dari Universitas Paramadina mengatakan dengan adanya insiden KRI Nanggala-402 beberapa waktu lalu, masyarakat perlu mendukung Kemhan untuk meninjau rencana pembelian alutsista kita sehingga tidak hanya mementingkan kuantitas, tapi juga mempertimbangkan kualitas alutsista.

“Tidak perlu glorifikasi kita negara pertama beli alutsista apa, tapi standing kita beli alutsista yang battle proven untuk menghindari kejadian yang dialami kapal selam kita,” kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat