PIKIRAN RAKYAT - Demi menekan penyebaran kasus Covid-19, pemerintah mengambil kebijakan untuk menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang telah berlangsung sejak 3 juli 2021 lalu.
Pembatasan kegiatan masyarakat ini terus berlanjut, seiring kondisi Covid-19 yang belum mereda. Kemarin, Presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk memperpanjang PPKM Level 4,3 dan 2 di wilayah Jawa dan Bali hingga 16 Agustus mendatang.
Kendati begitu, meski terpantau mengalami penurunan mobilitas masyarakat, nyatanya kondisi polusi udara khususnya di wilayah Ibu Kota masih belum membaik.
Hal itu diungkap Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta (Koalisi Ibukota), yang menyatakan polusi udara di Jakarta memburuk pada masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4 yang berlaku sejak awal Juli 2021.
Baca Juga: PPKM Darurat Masih Diberlakukan, Polusi di Jakarta Salah Satu yang Terburuk di Dunia
Bondan Andriyanu dari Greenpeace Indonesia mengatakan, mobilitas masyarakat yang menurun selama PPKM Darurat ternyata tidak serta merta membuat kualitas udara di Jakarta menjadi lebih baik.
Hal itu terlihat dari data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bahwa kualitas udara di ibu kota justru lebih sering tercemar, karena melampaui baku mutu polusi udara harian sebesar 55 μg/m3 untuk kandungan partikulat berukuran di bawah 2,5 mikrometer (PM 2,5).
Selain itu, jumlah hari dengan kualitas udara yang melampaui baku mutu tersebut meningkat signifikan pada Juli 2021 di seluruh stasiun pemantau kualitas udara di Jakarta apabila dibandingkan dengan Juni sebelum PPKM Darurat berlaku.
Sebagai contoh, dia juga menyebut seperti kualitas udara di sekitar Bundaran Hotel Indonesia tidak pernah melampaui baku mutu pada Juni, akan tetapi pada Juli terdapat enam hari dengan polusi udara yang melampaui baku mutu tersebut.