kievskiy.org

KH Said Aqil Ceritakan Awal Mula Gerakan Taliban, Bermula dari Mahasiswa yang Bermarkas di Masjid

Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj.
Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj. /NU Online/Suwitno


PIKIRAN RAKYAT - Kelompok Taliban saat ini menjadi pusat perhatian dunia setelah mengambil alih Afghanistan. Kelompok ini sempat berkuasa di negara itu pada 1996-2006.

Menanggapi perkembangan Taliban, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan awal mula gerakan kelompok itu di Afghanistan.

Said Aqil menuturkan Taliban bermula dari para pelajar dan mahasiswa yang bermarkas di berbagai masjid atau mushala.

Kemudian anak-anak pelajar ini lantas membangun kekuatan dengan semangat jihad untuk melawan penjajahan Uni Soviet di tanah airnya. Dari situlah, Taliban akhirnya berjuang demi kemerdekaan negerinya dengan mendapat dukungan langsung dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Bukan Kondom, Pemuda Tewas Setelah Pakai Perekat Epoksi Saat Bersenggama untuk Hindari Kehamilan

“Ringkas cerita mereka menang dan Uni Soviet meninggalkan Afghanistan. Taliban dan Mujahidin berhasil. Tapi sayangnya, mereka belum selesai membangun kekuatan persatuan, sudah bicara ideologi negara sehingga yang terjadi perang saudara tidak berkesudahan. Negara Islam pun belum betul-betul nyata terealisasi,” ujar Kiai Said, dikutip dari laman Nu.or.id, Kamis, 26 Agustus 2021.

Namun, Said Aqil menyayangkan sikap Taliban karena melakukan kerja sama dengan Al-Qaeda, bahkan ISIS. Perjuangan Taliban yang semula merupakan semangat nasionalisme karena ingin mengusir Uni Soviet justru malah terseret pada kelompok terorisme.

Dengan demikian, Said Aqil mengatakan pemahaman hubungan antara agama dan negara di Afghanistan belum tuntas. Dengan kata lain, bahasan soal antara agama dan negara di Afghanistan masih menjadi pertentangan yang belum selesai sampai hari ini.

Baca Juga: Dibongkar sang Penulis, Ini Alasan Andin dan Al Tak Lagi Romantis, Konflik Amanda dan Arya Malah Menyeruak

“Nah sekarang mereka (Taliban) berhasil memenangkan peperangan. Presidennya dan beberapa pembesar negara kabur. Itu artinya sampai sekarang belum selesai pemahaman antara hubungan agama dan negara di sana,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat