kievskiy.org

Agun: Mengurus Sopir Taksi Tak Ubahnya Mengurus Parpol

JAKARTA, (PR).- Aksi demonstrasi sopir taksi Selasa, 23 Maret 2016 lalu dinilai tak jauh beda dengan kondisi partai politik di Indonesia. Nasib sopir dan perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara konvensional, terus merosot pendapatannya. Begitu pula keberlangsungan parpol dan nasib para kader-kadernya. Pemilih akan semakin menurun tajam sementara kader-kadernya tak bisa meraih kedudukan di berbagai lembaga suprastruktur politik. “Apabila tidak cepat di antisipatif terhadap masifnya kemajuan teknologi kita. Di era kebebasan yang sangat kompetetif, konsumen butuh yang cepat dan murah. Kemajuan TI telah mendorong perilaku yang sangat individual, serba instan, cepat dan murah”, kata politisi Partai Golkar Agun Gunanjar kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2016. Menurut dia melalui media sosial, setiap warga dapat memilih, sesuai tempat dan waktu yang dibutuhkan secara pasti. Tidak harus menunggu tanpa kepastian, seperti yang terjadi dalam cara-cara yang konvensional. “Untuk atasi permasalahan demo sopir ini, bukan dengan cara melarang bisnis online, tapi dengan mengaturnya.. Pemerintah dalam hal ini Kemenkominfo harus segera hadir mengaturnya dengan Kemenhub dan pemda-pemda”, katanya. Agun menjelaskan saat ini sudah terjadi perubahan paradigma kehidupan, yang tidak bisa diatasi dengan cara-cara melarang atau menutupnya. Perusahan-perusahaan taksi yang sudah ada selama ini harus dapat segera menyesuaikan dengan kemajuan/tantangan TI tersebut. Begitu pula mereka-mereka yang sudah menjalankan bisnis online. "Pebisnis harus mau diatur secara formal dan legal oleh pemerintah, sehingga memberi manfaat yang adil, pendapatan (pajak) yang sah bagi negara”, ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat