kievskiy.org

Rizal Ramli: Satu Matahari

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 29 Maret 2016 menyampaikan tentang hasil rapat terbatas hari itu.*
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 29 Maret 2016 menyampaikan tentang hasil rapat terbatas hari itu.*

JAKARTA, (PR).- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menekankan pentingnya anggota kabinet kerja segaris dengan Presiden RI Joko Widodo. Jika percepatan ekonomi terjadi pada 2016, tidak boleh ada dua matahari di kabinet.

"Jadi ini ada momentum turn around, titik balik, momentum untuk recovery (pemulihan) yang harus dilanjutkan supaya tahun 2016 benar benar menjadi tahun percepatan ekonomi dan untuk itu perlu tim yang solid, tim yang satu garis dengan presiden dan itu penting sekali," katanya saat ditemui wartawan setelah Rapat Terbatas di kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis 31 Maret 2016.

Saat ditanya lebih lanjut pandangan Rizal tentang keadaan pemerintahan saat ini, apakah sudah satu garis atau belum satu garis dengan presiden, Rizal memberi perumpamaan tentang matahari. "Ya.., di setiap negara atau organisasi tidak boleh ada dua matahari," kata Rizal.

Ia mengatakan, pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa cepat terjadi. "Asal prinsipnya tadi diikuti, satu, satu garis dengan presiden, satu matahari, memiliki integritas dan leadership, justru akan mempercepat pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya saat ditanya apakah perombakan susunan (reshuffle) kabinet kerja akan mengganggu atau tidak mengganggu titik balik Indonesia saat ini.

Soal reshuffle, Rizal berpandangan, hal itu sepenuhnya menjadi hak presiden dalam memutuskannya. Dia mengingat sekilas pemerintahan Jokowi, harapan sangat tinggi pada awal pemilihan umum presiden (pilpres). Hal itu terlihat dari persepsi yang juga sangat tinggi atas pemerintahan Jokowi dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Namun, persepsi itu menurutnya mengalami perubahan pada 10 bulan berikutnya karena harapan masyarakat mulai memudar. Persepsi negatif itu, kata Rizal, tertolong dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang decisive (tegas atau menentukan), yang cenderung commonsense (sesuai akal sehat/pandangan umum) dan hands on (terlibat). Sehingga reshuffle tahap pertama, bulan Agustus 2015 pun terjadi.

"Sejak itu, pemerintahan dalam bidang ekonomi jelas garisnya, ada policy initiative (inisiatif kebijakan) dan pada kuartal terakhir 2015, terjadi titik balik, rebounce (membaik), ekonomi mulai naik agak positif, persepsi yang tadinya negatif berubah jadi positif bahkan persepsi internasional sangat positif," katanya.

Rizal juga memaparkan, setelah reshuffle itu, jumlah delegasi bisnis yang datang ke Indonesia semakin banyak. Menurutnya jumlah itu sangat besar dan termasuk di luar tradisi. Dia mencontohkan Belgia yang biasanya datang 100 orang, kini datang sampai 300 orang, delegasi bisnis dari Jepang yang biasanya datang 300 orang, kini datang sekitar 1.300 orang.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat