kievskiy.org

Pemerintah Wacanakan Pajak Terhadap Pembungkus Berbahan Plastik

JAKARTA, (PR).- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, pemerintah masih terus mendalami kebijakan soal sampah. Namun, pada dasarnya masalah lingkungan melekat pada masyarakat dan baru disadari kalau sudah mengancam kita. "Penyadaran pada lingkungan harus dari kesadaran publik, dari kampanye publik. Kita sangat membutuhkan kampanye media publik," ujarnya dalam acara Launching iklan Peduli Lingkungan, Tolak Linu Herbal, di Jakarta. Hadir Dirut Sido Muncul Irwan Hidayat. Dia memberi apresiasi kepada para pengusaha dan pegiat lingkungan, yang selama ini ikit peduli dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Diungkapkan, Pemerintah tengah menyiapkan program majemuk. Program tersebut dikatakannya bukan hanya berupa kantong plastik berbayar. "Itu hanya penerapannya. Konsepnya kita bayar. Artinya kita membayar beban ke lingkungan. Hingga sekarang masih evalusi. Kami juga sudah melakukan tinjauan ke lapangam. Dana 200/plastik digunakan untuk kegiatan masyarakat nantinya," urai Siti. Dikatakan, kebijakan sampah plastik masih terus di dalami. Menurut dia, terobosan lain untuk mengurangi sampah plastik yang beredar akan dilakukan dengan pemberian pajak pada pembungkus berbahan plastik. "Terus dievalusi dan sedang kami pikirkan. Ini konsumer yang kita bebani. Bagaimana kemasan plastik dikenakan pajak. Sehingga ada alternatif pembungkus lain yang ramah lingkungan," kata Siti. Diakui, pemerintah masih bergelut dan berpikir bagaimana sampah bernilai ekonomi. Menurutnya, program pemilahan sampah ini sangat penting untuk mengajarkan sikap keseharian masyarakat. "Efek pemilahan sampah tersebut yaitu, pertama kita kombinasi mengundang pemulung ke rumah untuk memilah sampah. Agar sampah bermanfaat. Soalnya ada yang basah, botol, kertas, dan pemulung bisa mengambil yang mana. Kedua lingkungan bersih. Ketiga ekonomi pemulung pun terbantu," ujarnya. Dirut Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, pencemaran lingkungan hidup yang terjadi saat ini di Indonesia, 70%-nya berasal dari limbah domestik. Indonesia menjadi negara dengan volume sampah sebesar 200.000 ton per hari. Sebanyak 30.000 ton adalah sampah non organik atau sampah plastik. Namun, dari jumlah tersebut yang dapat didaur ulang hanya 10.000 ton. Irwan mengajak seluruh masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan demi anak cucu. "Mari sampah-sampah dipilah-pilah atau dipisahin, sampah plastik bisa didaur ulang, ini juga akan bisa menolong masyarakat kecil," sambungnya. Diketahui, Pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Selain itu, juga memiliki program Bank Sampah. Terdapat tiga jenis sampah yang dikelola bank sampah, yakni sampah organik, sampah non organik dan sampah B3. "Program bank sampah tidak akan berjalan baik jika tidak dimulai dari lingkungan rumah," jelasnya. Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, untuk membantu mengurangi pencemaran sekaligus beramal dengan membantu para pemulung yang mencari nafkah ditemoat pembuangan sampah, Sido Muncul melalui produk Tolak Linu Herbal meluncurkan iklan layanan masyarakat peduli Lingkungan dengan tema "Lakukan hal sederhana dengan penuh cinta yang besar". Irwan berharap, iklan tersebut dapat menumbuhkan kesadaran maayarakat kenyataannya seperti apa, dan dengan hal yang sederhana dapat membantu para pemulung dalam meningkatkan pendapatan. "Selain itu maayarakat ikut peduli terhadap lingkungan dan keberaihan dimulai dari rumah masing-masing," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat