kievskiy.org

Pemulangan 700 WNI Berpaspor Filipina Langsung ke Indonesia Sulit

PRESIDEN RI Joko Widodo (kanan) dan Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte (kiri) berbincang-bincang di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Aktivitas yang disebut veranda talk ini dilakukan Jokowi menandakan hubungan akrab kedua negara.***
PRESIDEN RI Joko Widodo (kanan) dan Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte (kiri) berbincang-bincang di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/9/2016). Aktivitas yang disebut veranda talk ini dilakukan Jokowi menandakan hubungan akrab kedua negara.***

JAKARTA, (PR).- Pemerintah Filipina melalui kunjungan kenegaraan Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte berkomitmen membantu memulangkan sekitar 700 orang warga negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke Arab Saudi dengan paspor Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Priansari Marsudi mengatakan sulit membawa mereka dari Jeddah, Arab Saudi langsung ke Indonesia. Namun, sudah ada persetujuan prinsip sehingga mereka dapat dipulangkan dengan proses yang lebih cepat dibanding 177 WNI yang sebelumnya berniat berangkat haji secara ilegal. "Terus terang, secara teknis, kita dalami kita bekerja dari beberapa hari ini, tampaknya dari segi teknis rumit sekali (langsung ke Indonesia). Sehingga menjajaki alternatif atau opsi yang lainnya, antara lain melalui Manila tetapi dengan proses yang dipercepat," kata Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 9 September 2016. Retno memang sempat mengutarakan keinginan Indonesia perihal kemungkinan sekitar 700 WNI ini dapat dibawa atau dipulangkan langsung dari Jeddah menuju Indonesia. Saat ini kementerian hukum dan HAM juga terus melihat data yang ada dan bekerja sama dengan intelijen imigrasi Filipina mengenai sekitar 700 WNI ini. Angka 700 orang ini pun, kata Retno, masih berupa informasi perkiraan sementara. Soalnya, Pemerintah Indonesia belum dapat memastikan apakah memang angkanya 700 orang atau kurang dari 700 orang atau lebih 700 orang. "Tapi begitu kita menerima informasi tersebut, maka kita langsung komunikasi dan kordinasi dengan otoritas Filipina untuk bekerja sama dengan mereka," kata Retno. Pada saat pertemuan KTT Asean di Laos pun, Retno menjelaskan Presiden RI Joko Widodo sudah membahas masalah 700 WNI ini dengan Presiden Duterte. "Intinya pemerintah Filipina akan bantu sepenuhnya pemulangan WNI yang juga merupakan korban lainnya dari sindikat haji ini," katanya. Retno mengatakan sekitar 700 orang ini masih melakukan ibadah haji. Retno menyampaikan pula ke Pemerintah Filipina agar Pemerintah Filipina dapat memahami permintaan Indonesia untuk sementara mereka tidak diganggu. "Biarlah mereka menjalankan ibadah hajinya tetapi pengumpulan data dan koordinasi di lapangan (dengan kemenkumham dan KJRI Jedah) itu terus kita lakukan," katanya. Sementara itu dalam pertemuan bilateral Indonesia dengan Filipina di Istana Merdeka pun, Jokowi dan Duterte sepakat menyelesaikan sejumlah permasalahan yang dihadapi kedua negara. Usai dialog keduanya yang berlangsung sekira 45 menit, Jokowi mengatakan tiga kesepakatan kedua negara. Pertama, persoalan terkait dengan penyelesaian sejumlah calon jamaah haji Indonesia yang sedianya berangkat dari Filipina. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Duterte terhadap 177 orang calon haji kita yang bermasalah dan 168 sudah diselesaikan. Kami ucapkan terima kasih. Dan yang sembilan masih di Manila, kami tadi juga meminta agar juga dibantu agar secepatnya bisa diselesaikan," kata Jokowi. Mengenai persoalan kuota haji Filipina yang digunakan jamaah haji Indonesia yang sekarang berada di tanah suci pun, kata Jokowi kedua negara sepakat untuk menyelesaikan permasalahan itu bersama-sama. "Tadi Presiden Duterte juga sudah menyampaikan untuk bisa diselesaikan bersama-sama. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih," kata Jokowi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat