kievskiy.org

Aksi 4 November, Denyut Nadi Perasaan Keagamaan

JAKARTA, (PR).- Aksi unjuk rasa 4 November yang berjalan damai hingga maghrib bentuk aspirasi umat islam. Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir bahkan menyebut aksi itu denyut nadi perasaan keagamaan. Adanya kericuhan yang terjadi, menurut dia tidak sejalan dengan spirit pengunjuk rasa. Bagaimana pun, fase unjuk rasa itu sudah berlalu, Haedar mengajak rakyat dan media massa, dan komponen bangsa ciptakan suadana kondusif. "Aspirasi umat Islam yang muncul pada 4 November kemarin itu aspirasi yang mewakili denyut nadi perasaan keagamaan seluruh umat Islam tanpa ada klaim golongan atau kelompok. Kami juga yakin bahwa biar pun di ujung demo yang damai itu ada sedikit kericuhan atau kerusuhan itu justru tidak sejalan dengan spirit pendemo. Kami yakin itu ada hal-hal yang memancing di air keruh," kata Haedar. Hal itu disampaikan Haedar setelah bertemu Presiden RI Joko Widodo di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Selasa, 8 November 2016. Dia menekankan, saat ini hal yang penting, menciptakan suasana yang lebih kondusif dan damai mengawal kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama. Sehingga proses hukum berjalan secara demokratis, konstitusional, mengikuti koridor hukum, dan tetap bermartabat. "Kami berharap seluruh rakyat dan komponen bangsa termasuk media massa, pasca 4 November menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk mengawal kasus ini agar betul-betul sesuai dengan rasa keadilan dan aspirasi umat Islam yang merasa rasa dan jiwa keagamaan yang terganggu," kata Haedar. Sebagai bangsa, kata Haedar, Indonesia tidak boleh tersandera oleh satu atau dua orang yang bertindak gegabah di dalam kehidupan berkebangsaan kita. Itu sebabnya, dia ingin kasus ini segera berakhir dan ada kata putus.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat