SIAPA yang tak pernah mendengar nama Dewi Sartika dan Raden Ajeng Kartini. Keduanya sama-sama dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.
Seperti apa perbedaan keduanya dalam berjuang menempatkan perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak?
Menarik untuk membandingkan perjuangan yang dilakukan keduanya, berdasarkan buku yang ditulisnya. Kartini dengan buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang', dan Dewi Sartika dengan buku 'Kautaman Istri'.
1. Latar Belakang
Kedua sosok wanita ini memiliki latar belakang suku, dan juga era tahun perjuangan yang berbeda.
RA Kartini berasal dari kalangan priyayi, atau kelas bangsawan Jawa. Ia lahir di Jepara pada 21 April 1879. Ia kemudian meninggal pada usia 25 tahun, di Rembang, 17 September 1904.
Sementara itu Dewi Sartika berasal dari sebuah keluarga ternama di tanah Sunda. Ia lahir di Cicalengka, Bandung pada 4 Desember 1884. Dan kemudian meninggal pada 11 September 1947, di usia 63 tahun, di Cineam, Tasikmalaya.
Di waktu hidupnya yang singkat, Kartini berjuang menyuarakan pendidikan bagi perempuan, sebelum akhirnya meninggal di tahun 1904.