kievskiy.org

Perempuan Juga Harus Melek Anggaran

SEJUMLAH kader Gerakan Perempuan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) mengiktui seminar tentang Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017 di Jakarta, Senin 20 Februari 2017.*
SEJUMLAH kader Gerakan Perempuan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) mengiktui seminar tentang Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017 di Jakarta, Senin 20 Februari 2017.*

JAKARTA, (PR).- Sedikitnya 50 kader Gerakan Perempuan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) mengiktui seminar tentang Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017 yang digagas Poksi XI Fraksi Partai Golkar DPR RI Hetifah Sjaifudian di Jakarta, Senin 20 Februari 2017. Dalam acara itu ditekankan bahwa perempuan juga harus melek anggaran.

Melalui alokasi anggaran berkeadilan, maka masalah-masalah kesenjangan antargender dan kelompok sosial diharapkan bisa diperkecil. Hetifah yang juga adalah anggota Badan Anggaran DPR RI berharap, jangan sampai defisit anggaran negara yang melebar mengurangi alokasi anggaran untuk memberdayakan perempuan dan anak.

"Apalagi, Menteri Keuangan RI ibu Sri Mulyani adalah perempuan, beliau akan menjadi role model perempuan Indonesia. Ibu Sri Mulyani memiliki kesempatan yang besar untuk membantu sesama kaum perempuan melalui kebijakan anggaran negara," kata Hetifah yang asal Bandung ini.

Menurut Hetifah, atas nama Gerakan Perempuan Ormas MKGR, mereka mendesak agar anggaran responsif gender diterapkan secara konsisten di semua kementerian. Untuk memecahkan berbagai persoalan seperti angka kematian ibu dan anak yang tinggi, serta angka buta aksara perempuan yang juga tinggi, tidak cukup dengan memberi kucuran dana pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Kebudayaan juga harus memiliki program-program dan alokasi yang cukup untuk memberdayakan perempuan dan anak perempuan.

Dalam kesempatan yang sama, Hetifah mengemukakan kepada Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi yang menjadi narasumber bahwa dari sisi penerimaan, perempuan juga siap menyukseskan program penerimaan negara dari pajak. Sayangnya, saat ini sistem perpajakan kita masih membedakan perempuan dan laki-laki sehingga dalam beberapa kasus bisa merugikan kaum perempuan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat