kievskiy.org

4 Tahun Anies Baswedan Pimpin DKI Dapat Lapor Merah dari LBH Jakarta, 10 Hal yang Disorot

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan prinsip hidup yang ia pegang selama ini: dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan prinsip hidup yang ia pegang selama ini: dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang. /Antara Foto/M Risyal Hidayat Antara Foto/M Risyal Hidayat

Rapor Merah 4 Tahun Anies Baswedan, LBH Jakarta Soroti 10 Masalah di Ibu Kota

PIKIRAN RAKYAT - Lembaga Bantuan Hukum Jakarta mencatat sedikitnya 10 masalah yang ada adi ibu kota yang belum diselesaikan oleh Gubernur Anies Baswedan.

Pengacara LBH Jakarta Charlie Albajili menyampaikan, meluncurkan kertas
posisi bertajuk “Rapor Merah 4 Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan di Ibu kota”.

Dalam kertas posisi tersebut, LBH Jakarta menyoroti sepuluh permasalahan yang berangkat dari kondisi faktual warga DKI Jakarta dan refleksi advokasi LBH Jakarta selama empat tahun masa kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta.

Baca Juga: Pelik! Ikbal Diultimatum Polisi Atas Teror dan Ancaman Pembunuhan, Spoiler Ikatan Cinta 18 Oktober 2021

Pertama, buruknya kualitas udara Jakarta yang sudah melebihi Baku Mutu Udara Ambien Nasional (BMUAN) sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 dan Baku Mutu Udara Daerah Provinsi DKI Jakarta (BMUA DKI Jakarta) sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 551 Tahun 2001 tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan di Provinsi DKI Jakarta.

Hal ini kata dia terjadi disebabkan oleh abainya Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan.

Kedua, sulitnya akses air bersih di Jakarta akibat swastanisasi air. Permasalahan ini kata dia dapat ditemui di wilayah pinggiran kota, wilayah padat penduduk, dan lingkungan tempat tinggal masyarakat tidak mampu di Ibukota.

"Selain aksesnya yang sulit, kualitas air di DKI Jakarta kian hari kian buruk, pasokan air yang kerap terhambat akibat kecilnya daya jangkau air, mutu/kualitas air yang buruk, dan memburuknya kualitas air tersebut tentu saja akan berakibat pada air yang tidak layak digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat," katanya di Balai Kota Jakarta, Senin, 18 Oktober 2021.

Baca Juga: 4 Tahun Mengaspal, Populasi Xpander Xpander Tembus 200.000 Unit di Indonesia

Ketiga, soal penanganan banjir belum mengakar. Banjir Jakarta kata dia bukan hanya satu tipe banjir saja, namun terdapat tipe banjir hujan lokal; banjir kiriman hulu; banjir rob; banjir akibat gagal infrastruktur; dan banjir kombinasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat