kievskiy.org

KA Cepat ke Majalengka Bisa Disambung LRT

PETUGAS memasang stiker di prototipe Light Rail Transit (LRT) tipe metro kapsul di Alun-Alun Kota Bandung, Jalan Asia-Afrika, Rabu, 5 April 2017. Proyek percontohan LRT Metro Kapsul akan dibangun dua tahap dengan total panjang enam kilometer. Tahap dari Stasiun Bandung ke Alun-alun Bandung dengan dana Rp 500 miliar sepanjang tiga kilometer. Sementara tahap kedua mulai dari Alun-alun ke Tegalega kemudian kembali ke Stasiun Bandung sepanjang 6 KM dengan anggaran Rp 1 miliar.*
PETUGAS memasang stiker di prototipe Light Rail Transit (LRT) tipe metro kapsul di Alun-Alun Kota Bandung, Jalan Asia-Afrika, Rabu, 5 April 2017. Proyek percontohan LRT Metro Kapsul akan dibangun dua tahap dengan total panjang enam kilometer. Tahap dari Stasiun Bandung ke Alun-alun Bandung dengan dana Rp 500 miliar sepanjang tiga kilometer. Sementara tahap kedua mulai dari Alun-alun ke Tegalega kemudian kembali ke Stasiun Bandung sepanjang 6 KM dengan anggaran Rp 1 miliar.*

JAKARTA, (PR).- Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang direcanakan terhubung hingga ke Bandara Kertajati-Majalengka bisa disambung dengan kereta LRT. Kemungkinan tersebut disampaikan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

"Namun pilihannya ada dua, apakah semuanya kereta cepat atau disambung dengan LRT," kata Budi dalam sambutannya "Mengupas Polemik Peraturan Transportasi Online" di Jakarta, Rabu 25 Oktober 2017.

Budi mengatakan hal itu akan didiskusikan dalam waktu dekat berikut mengenai pembiayaan dan lelang kontraktor. Menurut Budi, jarak Bandung-Majalengka yaitu 80 kilometer dan apabila dicapai dengan kereta cepat berkecepatan 200 kilometer per jam, bisa ditempuh dengan waktu 30 menit.

Dari stasiun akhir di Bandung, yaitu Tegalluar juga akan disambungkan dengan moda ke pusat kota, begitu juga di Stasiun Halim. "Pilihannya akan banyak, sehungga 'feeder' (pengumpan) untuk KA cepat akan lebih komprehensif," katanya.

Dia menambahkan proyek tambahan itu terlebih dahulu akan ditawarkan kepada swasta agar tidak membebani APBN. "Kebutuhan keseluruhan transportasi Indonesia sebesar Rp1.500 triliun. Indonesia hanya punya Rp500 triliun. Sisanya lagi swasta. Kalau sudah ada swasta yang mau, ya masak ditarik-tarik lagi," katanya.

Dia mencontohkan proyek KA Makassar-Parepare yang sudah dilirik oleh investor dari Korea Selatan. "Jadi, kita hanya membiayai 40 kilometer pertama Rp4 triliun, 60 kilometer lainnya dibiayai mereka. Ini akan memberikan efek yang baik pada 'cash flow' (arus kas) APBN," katanya seperti dikutip dari Antara.

Kota megapolitan

Budi mengatakan integrasi Kereta Cepat hingga ke Majalengka karena Jakarta-Bandung akan diproyeksikan menjadi kota megapolitan pada 2045. "Sehingga, dibutuhkan kerangka utama transportasi yang menjadi aksesibilitas Soetta ke Kertajati," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada peluang pembangunan kereta cepat ini diintegrasikan hingga ke Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, yang ditargetkan rampung pada 2018.

Luhut menilai integrasi hingga ke Bandara Kertajati sangat penting karena proyek ini meruapakan pengerjaan transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat