kievskiy.org

Premium Batal Naik, Pakar Sebut Inkonsistensi Jadi Ciri Khas Jokowi

PENGENDARA mengisi bensin sepeda motor di SPBU Jalan RE Martadinata, Rabu 10 Oktober 2018. Sempat diumumkan naik harga, eceran Premium dinyatakan batal naik pada Rabu malam.*
PENGENDARA mengisi bensin sepeda motor di SPBU Jalan RE Martadinata, Rabu 10 Oktober 2018. Sempat diumumkan naik harga, eceran Premium dinyatakan batal naik pada Rabu malam.*

LANGKAH pemerintah dalam membatalkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium pada Rabu, 10 Oktober kemarin merupakan hal yang gegabah. Hal tersebut diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio. Menurut Hendri inkonsistensi pemerintah dalam memutuskan hal yang sangat penting seperti kenaikan harga BBM merupakan ciri khas pemerintahan Joko Widodo.

"Tapi setelah dinaikan tapi tidak jadi, ini menjadi ciri khas pemerintah Jokowi yang kurang koordinasi. Kalau keputusan sekarang tegolong fatal, akhirnya persepsi publik tercipta dua hal pemerintah bingung apakah mempertahankan elektabilitas atau mengurangi defisit," ujarnya seperti diberitakan radio jaringan Pikiran Rakyat, PRFM.

Hendri mengingatkan agar pemerintah Jokowi bisa lebih berhati-hati dalam menentukan dan menetapkan kebijakan-kebijakan penting yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti kasus kenaikan harga BBM ini. Sebab, menurutnya kebijakan yang diambil oleh pemerintahan cabinet Jokowi seringkali menuai silang pendapat.

"Pekerjaan rumah pemerintah Jokowi soal koordinasi masih buruk. Tidak mudah bagi memang untuk Jokowi untuk memutuskan ini," katanya.

Perlu

Meski batal menaikkan harga premium pada Rabu kemarin, Hendri mengatakan bahwa pemerintah perlu menaikkan harga BBM. Menurutnya defisit anggaran negara saat ini sangatlah tinggi, belum lagi kondisi rupiah saat ini tengah melemah terhadap dollar.

"Kalau dilihat harus dari berbagai sisi, kalau dari sisi ekonomi yakni melemahnya rupiah atas dolar pemerintah harus menaikan untuk mengurangi defisit anggaran," tuturnya.

Sebelum dibatalkan, pemerintah berencana akan menaikkan harga premium yang naik 7%, awalnya berharga Rp. 6.550 naik menjadi Rp. 7.000. Namun kenaikkan tersebut urung terjadi atas perintah presiden Jokowi yang diberitakan ingin lebih memikirkan rakyat kecil seperti nelayan, pedagang kecil, petani dan penduduk berpenghasilan rendah lain yang masih menggunakan premium.

Meski harga premium tidak jadi naik, namun BBM jenis lain yaitu jenis Pertamax mengalami kenaikkan. Harga Pertamax per hari Rabu naik menjadi Rp 10.400 per liter dari sebelumnya Rp 9.500. Pertamax Turbo naik menjadi Rp 12.250 per liter dari sebelumnya Rp 10.700 dan Pertamina Dex naik menjadi Rp 11.850 dari sebelumnya Rp 10.500. (Abdul Muhaemin)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat