PURWOKERTO, (PR).- Setelah KPU Pusat mengumumkan rekapitulasi perolehan suara dalam pemilu 2019 Selasa dini hari 21 Mei 2019, Polres Banyumas mengerahkan 500 personel polisi, dan TNI melibatkan 503 anggotanya. Hal itu untuk mengantisipasi ancaman pengerahan massa yang tidak puas terhadap keputusan KPU.
Pengamanan akan difokuskan di kantor KPU, Bawaslu, dan gudang-gudang logistik yang sampai saat ini masih menyimpan surat suara dan kotak suara.
“KPU Pusat di Jakarta sudah mengumumkan hasil Pemilu, namun masih banyak beredar informasi tentang adanya aksi massa yang akan dilakukan di setiap daerah," kata Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun usai apel pengamanan hasil rekapitulasi di Alun-Alun Purwokerto, Selasa 21 Mei 2019.
Sebagai bentuk antisipasi pihaknya telah mengerahkan 500 personel untuk menjaga wilayah Banyumas dan KPU sebagai bentuk langkah pengamanan terjadinya aksi massa di wilayah ini.
"Hari ini kita melaksanakan apel kesiapan pengamanan tahap rekapitulasi perolehan suara tingkat nasional," jelasnya sambil mengemukakan pengamanan akan dilakukan hingga hari penetapan, 25 Mei 2019.
Selain itu, kata Bambang, pihak Polres juga melaksanakan patroli skala besar bersama Kodim 0701/Banyumas dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Banyumas.
"Polres bersama Komando Distrik Militer 0701/Banyumas dan seluruh elemen masyarakat sepakat untuk bersama-sama menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar tetap kondusif,"tambahnya.
Selain melakukan patroli bersama, Polres Banyumas melakukan razia kepada masyarakat yang akan menuju Jakarta untuk mengikuti aksi 22 Mei. Razia ini dilaksanakan di lima titik, yakni di Pekuncen, Lumbir, Sokaraja, Terminal Bus Purwokerto dan Stasiun Kerata Api Purwokerto.
Razia ini dilaksanakan selama dua hari, Senin – Selasa malam 20-21 Mei 2019. Pada razia pertama, menurut Bambang pihaknya tidak menemukan adanya masyarakat yang akan menuju ke Jakarta.