kievskiy.org

Keluarga Benteng Kokoh Anak dari Potensi Kuat Mencandu Rokok

ANAK-anak mengikuti kegiatan bermain sambil belajar pada Sunday Brunch, Hilton Bandung. Aktivitas bersama anak dan orangtua, seperti bermain, efektif menjauhkan anak dari potensi mencandu rokok.*
ANAK-anak mengikuti kegiatan bermain sambil belajar pada Sunday Brunch, Hilton Bandung. Aktivitas bersama anak dan orangtua, seperti bermain, efektif menjauhkan anak dari potensi mencandu rokok.* /GITA PRATIWI/PR

FOTO tenggorokan berlubang, mulut membusuk, paru-paru membusung hitam, gigi ­hancur, rupanya tidak cukup mengerikan bagi perokok. Gambar-gambar seram ­ditambah barisan kalimat peringatan pun tidak lantas membuat anak dan remaja takut mencoba rokok untuk pertama kalinya.

Di Kota Bandung, anak usia lima tahun mulai terpapar asap rokok. Banyak remaja yang memulai mengisap rokok pada usia 15 tahun. 

Jumlah yang meningkat ini, termasuk juga penggunaan rokok elektrik atau vape. Menurut psikolog Mohammad Haqqi, ­iklan yang gencar, lemahnya penegakan ­aturan, hingga kontrol sosial menyebab­kan peningkatan perokok pemula tidak terbendung.

Baca Juga: Perda Rokok Kabupaten Indramayu Tidak Diterapkan Bahkan di Kantor Pemerintahan

Ia menilai, iklan yang menyasar calon perokok dinilainya sangat gencar, baik terselubung maupun buka-bukaan. Banyak produsen memang tidak mengiklankan produk rokoknya secara langsung. Akan tetapi, tayangan iklannya menampilkan petualangan, sosok maco, dan ahli (pro) dalam segala hal positif. 

Selain itu, iklan rokok juga muncul de­ngan warna-warna khas yang bertebaran di sekolah, warung, dan kawasan permu­kiman. Produk rokok juga hampir selalu hadir menjadi sponsor bagi kegiatan-kegiatan hobi remaja dan pelajar.

”Contoh sederhana, rokok dilarang masuk ke sekolah. Akan tetapi, hadir dalam bentuk pemberian beasiswa. Layaknya informasi yang diberikan terus-menerus, anak pun akan menyerap, dan ketika diberikan trigger, maka yang timbul hanya keinginan untuk memilih,” ujar Haqqi, saat dihubungi Pikiran-rakyat.com, Kamis, 27 Juni 2019. 

Di samping itu juga modelling dari pihak terdekat, yaitu orangtua dan teman-teman. Anak yang mempunyai rasa ingin meniru cukup tinggi, ingin mencoba, dan memasuki fase rebelling, tentu lebih mudah menjadi perokok pemula.

Baca Juga: Cukai Tembakau dan Rokok Masih Jadi Andalan Negara

”Anak muda sangat mudah terpapar karena mendapatkan informasinya pun lebih cepat dan lebih banyak. Lebih banyak melihat spanduk, baliho, iklan, baik saat berken­dara, naik kendaraan umum, maupun berjalan kaki. Hobi mereka seperti menonton acara musik, olah raga, pun disponsori rokok,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat