kievskiy.org

Ada 102 Kasus Gizi Buruk di Kota Serang, Dinkes Malah Sebut Kasus itu Masih Kecil

ILUSTRASI gizi buruk.*/KABAR BANTEN
ILUSTRASI gizi buruk.*/KABAR BANTEN

SERANG, (KB).- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang mencatat bahwa saat ini ada 102 kasus gizi buruk di sana. Akan tetapi, Dinkes Kota Serang menganggap data tersebut menunjukkan masalah yang kecil karena persentasenya sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Serang. 

"Gizi buruk ini yang tercatat di kita ada 102 (kasus). (Sebanyak) 102 itu data terakhir karena sudah menurun dari yang buruk menjadi gizi sedang. Tapi, kalau kita hitung, persentasenya 0,13 persen, masih kecil," kata Kepala Dinkes Kota Serang, Ikbal, kepada wartawan, Senin, 5 Agustus 2019, seperti dilaporkan Masykur dari Kabar Banten.

Ia mengatakan, penyelesaian masalah gizi buruk menjadi tugas multi sektor. Alasannya, kasus gizi buruk tidak bisa dipandang hanya dari sisi kesehatan semata. Tetapi, hal itu harus dilihat dari bagaimana tingkat ekonomi dan daya beli masyarakat. 

Ia mencontohkan, di komplek atau perumahan, kasus terjadinya gizi buruk sangat sedikit. Hal itu tidak terlepas dari kemampuan orangtuanya dalam memberikan gizi yang cukup terhadap anaknya. Sedangkan, di wilayah lain, banyak orang tua yang kemampuannya untuk memberikan gizi yang cukup masih terbatas. 

"Misalkan, orang puskesmas bilang ini anaknya kecil harus dibantu makanan cukup gizi dan cukup protein. Pada saat yang sama, kemampuan orangtuanya tidak mampu beli, berarti bagaimana kan daya belinya di-naikin," ucap Ikbal. 

Sementara itu, kata dia, Dinkes tidak berwenang dalan menumbuhkan daya beli masyarakat. Karena itulah, penyelesaian masalah gizi buruk membutuhkan sinergi dari lintas sektor.

Kecamatan Kasemen masih jadi daerah yang terbanyak kasus gizi buruk

Ikbal menyatakan, Kecamatan Kasemen masih menjadi daerah yang paling banyak ditemukan kasus gizi buruk. "Sekarang masih didominasi Kecamatan Kasemen, sebarannya masih di situ," ujar dia.

Saat ini, ia menambahkan, pihaknya merasa terbantu dengan kehadiran lembaga swadaya masyarakat Islamic Relief yang fokus dalam penanganan gizi buruk. Namun, organisasi nonpemerintah itu akan segera berakhir masa kerjanya di Kota Serang. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat