JAKARTA, (PR).- Presiden Joko Widodo melantik 12 wakil menteri (wamen) pada periode pemerintahannya yang kedua. Komposisinya berupa campuran profesional, pengusaha, politisi, dan relawan semasa Pemilu 2019. Komposisi itu diklaim sebagai upaya merekrut putra-putri terbaik bangsa, alih-alih kompromi politik.
Melihat latar belakang wamen yang dilantik, setidaknya ada lima wamen yang latar belakangnya politisi partai politik yaitu Wamen Agama Zainut Tauhid Sa’adi (PPP), Wamen Perdagangan Jerry Sambuaga (Golkar), Wamen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wempi Wetipo (PDIP), Wamen Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra (PSI) dan Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo (Perindo).
Komposisi wamen itu juga sekaligus menunjukan adanya dua partai politik yang baru diakomodasi ke dalam pemerintahan yaitu PSI dan Perindo—dua partai politik koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin yang tidak memenuhi ambang batas suara pada Pileg 2019 lalu.
Tokoh berlatar belakang politisi PPP dan NU juga dimasukkan ke dalam lingkungan Kemenag dengan dilantiknya Zainut Tauhid Sa’adi.
Protes dari beberapa pihak seperti NU sempat bermunculan ketika purnawirawan TNI Fachrul Razi dilantik sebagai Menag. Pelantikan Fachrul Razi dinilai di luar kebiasaan karena bukan berlatar belakang organisasi keagamaan seperti NU atau kader parpol seperti PPP.
Selain politisi partai politik, relawan semasa Pemilu 2019 juga ada dalam komposisi wamen. Wamen Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono sempat memegang posisi bendahara di Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin.
Wamen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi adalah adalah Ketua Umum Projo, organisasi relawan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Saat memperkenalkan para wamen, Jokowi mengatakan, wamen dipilih dalam rangka memperkuat Kabinet Indonesia Maju. Jokowi mengharapkan wamen tersebut dapat memperkuat kerja menteri-menterinya.