kievskiy.org

Jokowi Ingin Produksi Besi Baja dan Petrokimia Ditingkatkan

PRESIDEN Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Ma'ruf Amin (kanan) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019. Presiden memimpin tiga ratas yang membahas soal penyaluran dana desa tahun 2020, akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan serta strategi pengembangan riset dan inovasi dan penataan Badan Riset dan Inovasi Nasional.*
PRESIDEN Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Ma'ruf Amin (kanan) sebelum memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019. Presiden memimpin tiga ratas yang membahas soal penyaluran dana desa tahun 2020, akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan serta strategi pengembangan riset dan inovasi dan penataan Badan Riset dan Inovasi Nasional.* /Akbar Nugroho Gumay ANTARA FOTO

JAKARTA, (PR).- Presiden Joko Widodo menekankan bila produksi besi baja dan petromikima di dalam negeri harus ditingkatkan.

Selama ini, kedua barang tersebut banyak diimpor.

Jokowi menyebutkan, impor besi baja nilainya bisa sampai 8,6 miliar dollar AS.

Sementara impor petrokimia nilainya bisa sampai 4,9 miliar dollar AS. Menurut dia, kedua barang tersebut angka impornya masih besar.

Baca Juga: Mantan Narapidana Mesti Tunggu Lima Tahun Sebelum Ikut Pilkada

“Tolong digarisbawahi, industri substitusi impor harus dibuka lebar. Berarti tadi, besi baja, industri kimia atau Petrokimia ini harus betul-betul dibuka (industrinya) karena ini merupakan substitusi impor. Tolong ini jadi catatan BKPM Bahlil Lahadalia dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan,” ujarnya di Kantor Presiden, Rabu, 11 Desember 2019.

Menurut dia, harus ada langkah-langkah quick win dan betul-betul konkret untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan seperti industri besi baja dan industri petrokimian.

Ia menambahkan, fokus pemerintah adalah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif, defisit transaksi berjalan bisa ditekan, serta pada saat yang sama, surplus neraca perdagangan diperbesar.

“Karena itu, kita harus konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor kita,” ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat