kievskiy.org

Wabah Flu Babi di Bali dengan Kematian Massal, Peternak dan Pedagang Tak Perlu Resahkan Demam Babi Afrika

RATUSAN bayi babi di Pulau Bali mati karena virus ASF, atau flu babi.*
RATUSAN bayi babi di Pulau Bali mati karena virus ASF, atau flu babi.* /REUTERS

PIKIRAN RAKYAT – Belum selesai dengan ancaman virus corona, Pulau Bali siaga dengan wabah flu babi yang menyerang ternaknya.

Sebanyak 808 ekor babi mati, sampai awal Februari 2020 ini, dan dinyatakan Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, para babi terkena African Swine Flu (ASF).

Populasi babi di Bali cukup tinggi, sampai 690.000 ekor, demikian lansiran Antara.

Baca Juga: Berseteru dengan Mantan Suami Keduanya, Nikita Mirzani: Ngapain Dia ke Indonesia

Pedagang dan peternak pun diimbau langsung mengubur babi yang mati karena ASF. Jangan malah menjualnya.

Pemerintah diminta terus memantau para peternak babi, atas adanya wabah flu babi ini. 

"Saya harapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan agar terus melakukan pemantauan di lapangan, karena semakin merebak wabah demam babi afrika," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Suyasa, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 7 Februari 2020.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini Jumat, 7 Februari 2020: Hujan Disertai Kilat yang Diiringi Angin Kencang

Ia menegaskan bahwa pemantauan ke lapangan sangat penting, karena jika hanya menunggu laporan masyarakat akan lambat penanganannya.

Saat ini para peternak babi di Bali sudah mengalami kekhawatiran dengan adanya wabah virus ASF.

"Para peternak babi saat ini merasa resah dan khawatir, sebab serangan dari wabah ASF datangnya mendadak. Dan jika sudah tertular ternak babi tersebut akan mati," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat