kievskiy.org

Tahan Laju Penyebaran Virus, WHO Surati Jokowi Rekomendasikan COVID-19 sebagai Darurat Nasional

DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedrod Adhanom Ghebreyesus membuka Majelis Kesehatan Dunia ke-72 di Jenewa, Swiss, Senin 20 Mei 2019.*
DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedrod Adhanom Ghebreyesus membuka Majelis Kesehatan Dunia ke-72 di Jenewa, Swiss, Senin 20 Mei 2019.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Wabah virus corona jenis baru COVID-19 tengah melanda Indonesia dan pasien positif terus bertambah.

Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Jendral Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),  Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyurati Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi).

Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus secara resmi menyurati Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kewaspadaan Indonesia dalam menghadapi pandemi virus corona jenis baru COVID-19 dengan meningkatkan status sebagai darurat nasional.

Baca Juga: Dikabarkan Positif Virus Corona Usai Bertemu Donald Trump, Presiden Brasil: Jangan Percaya Berita Bohong!

Dalam surat yang ditandatangani oleh Dirjen WHO dan ditujukan pada Presiden Joko Widodo tertanggal 10 Maret 2020 tersebut WHO merekomendasikan beberapa langkah mendesak yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam upayanya menahan laju dan mengendalikan penyebaran virus.

Dalam awal surat, Tedros menyampaikan bahwa cara untuk mengalahkan virus COVID-19 adalah setiap negara perlu mengambil langkah-langkah kuat yang dirancang untuk memperlambat penularan dan menahan penyebarannya.

Baca Juga: Enggan ke Rumah Sakit hingga Tinggalkan Fasilitas Isolasi Corona, Anies Baswedan: Bukan Aib Jadi Jangan Malu

Tedros menyebut bahwa WHO telah melihat kasus yang tidak terdeteksi atau terdeteksi pada tahap awal wabah yang mengakibatkan peningkatan signifikan dalam kasus dan kematian di beberapa negara.

Untuk tujuan ini, lanjut dia, WHO terus mendesak negara-negara untuk fokus pada deteksi kasus dan kapasitas pengujian laboratorium, terutama di negara-negara dengan populasi besar dan dengan kapasitas sistem kesehatan yang bervariasi di negara tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat