PIKIRAN RAKYAT - Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa) mematahkan klaim terkait tidak adanya kekerasan terhadap warga Wadas.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan tidak ada aksi kekerasan Polisi pada saat mengamankan pengukuran di Desa Wadas, Purworejo.
Begitu juga pada saat penangkapan sejumlah warga yang diklaim melakukan provokasi, Polisi disebut tidak melakukan tindak kekerasan apapun.
Menanggapi hal itu, pihak Gempa Dewa kemudian merilis kronologi aksi kekerasan yang dilakukan aparat/preman pada saat penangkapan warga.
Baca Juga: Kecelakaan Maut, Sosok Perempuan yang Terbakar Hidup-Hidup Bersama AKP Novandi Terungkap
Kejadian bermula pada Selasa, 8 Februari 2022 siang, pada saat berlangsung mujahadah di dusun Krajan.
"Seorang warga berinisial AF duduk di rumah depan masjid, kemudian segerombolan preman datang, mereka bertanya 'kamu orang mana?' lalu warga menjawab 'orang Wadas' namun mereka tidak percaya," tutur pihak Gempa Dewa, Kamis, 10 Februari 2022.
Setelah itu, AF pergi menuju rumahnya di dekat masjid untuk mengambil KTP sebagai bukti.
"Dia lari masuk kamar diikuti preman-preman tersebut. Di rumah itu ada 6
orang salah satunya Ibu-lbu Wadon Wadas, semua masuk bersembunyi di kamar ketika preman-preman memaksa masuk, tetapi mereka mendobrak pintu kamar sampai hancur," tutur pihak Gempa Dewa.