kievskiy.org

BNPT Beberkan Lima Ciri Penceramah Radikal, Punya Berbagai Strategi untuk Hancurkan Indonesia

Dakwah.
Dakwah. /PegyMarco/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid merespons pernyataan Presiden Jokowi terkait pernyataan jangan sembarangan mengundang penceramah ke ruang-ruang edukasi masyarakat.

Nurwakhid menyatakan pernyataan Presiden Jokowi pada Rapat Pimpinan TNI-Polri, di Mabes TNI, Jakarta, Selasa, 1 Maret 2022 itu harus ditanggapi serius oleh seluruh kementerian, lembaga pemerintah, dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya radikalisme.

“Sejak awal kami (BNPT, Red) sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini, karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme," katanya.

Baca Juga: Putus Asa 'Digerogoti' Sanksi Barat, Rusia Lirik UAE Minta Diselamatkan

"Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” katanya dalam siaran pers Pusat Media Damai BNPT, Sabtu, 5 Maret 2022.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Nurwakhid mengurai lima indikator penceramah radikal yang bisa dilihat dari isi materi yang disampaikan bukan tampilan penceramah.

Pertama, mengajarkan ajaran anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional. Kedua, mengajarkan paham tafkiri yakni mengkafirkan pihak lain yang berbeda agama atau berbeda paham.

Baca Juga: Pemain Man City Dianggap Lebih Akomodatif Dibanding Man Utd, Frustrasi Cristiano Ronaldo Diungkap

Ketiga, menanamkan antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat