kievskiy.org

Ade Armando Ceritakan Kembali Insiden Pengeroyokan: Polisi Datang Terlambat, Kemungkinan Saya Meninggal Dunia

Pegiat media sosial Ade Armando.
Pegiat media sosial Ade Armando. /Twitter/@jisatu01

PIKIRAN RAKYAT - Pegiat media sosial dan Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menjadi korban pengeroyokan oleh oknum massa demonstrasi pada saat aksi unjuk rasa mahasiswa di depan gedung DPR/MPR Jakarta, pada 11 April 2022 silam.

Pengeroyokan itu mengakibatkan Ade Armando harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit Siloam Semanggi. Satu bulan pascainsiden itu, kondisi kesehatan Ade Armando berangsur pulih dan dia bercerita soal insiden pengeroyokan itu.

Lewat tayangan YouTube Cokro TV yang tayang pada Sabtu 14 Mei 2022, Ade Armando menceritakan insiden pengeroyokan tersebut. Dia menyebut mungkin dirinya sudah mati apabila tidak ditolong polisi dan menghentikan insiden pengeroyokan tersebut.

Baca Juga: LINK STREAMING Final Thomas Cup 2022: Indonesia Ditantang India untuk Pertahankan Gelar Juara

Ade Armando mengaku jika terlambat 5 sampai 10 menit dirinya tidak mendapat pertolongan mungkin dia sudah meninggal dunia.

"Ketika itu dokter bilang, kondisi terparahnya saya bisa mati. Dokter bilang kalau saja terlambat, barangkali 5 menit sampai 10 menit polisi tidak berhasil menerobos para pengeroyok, ada kemungkinan bahwa saya akhirnya sudah meninggal dunia, kalau tidak ditolong oleh para polisi itu," kata Ade Armando.

Ade Armando mengatakan bantuan dari polisi yang berupaya menghentikan pengeroyokan itu membuatnya selamat. Dan, kemungkinan mengalami kondisi terparah akibat pemukulan itu tidak terjadi.

Baca Juga: Arie Kriting Protes Indah Permatasari Hanya Ingin Punya 1 Anak: Gak Apa-Apa, Nanti Akan Aku Buat 6

"Kemungkinan kedua adalah damage ya, jadi brain damage yang paling parah tentu bisa sampai lumpuh kehilangan ingatan, bisa lupa dan seterusnya itu juga tidak terjadi," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat