kievskiy.org

Jokowi Manfaatkan Ketidakjelasan, Strategi Ambigu Pemilu 2024

Presiden Jokowi menyampaikan pidato saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Selasa 14 Juni 2022.
Presiden Jokowi menyampaikan pidato saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Selasa 14 Juni 2022. /Antara/Akbar Nugroho Gumay

PIKIRAN RAKYAT – Seruan yang mendorong agar Presiden Jokowi melanjutkan masa jabatan hingga tiga periode terus menggema. Di beberapa tempat, para sukarelawan pendukung Jokowi mengenakan kaos senada dengan isu tersebut.

Padahal, jelas-jelas, tahapan Pemilihan Umum 2024 sudah dimulai. Sejatinya, tidak ada lagi ruang untuk memaksa penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Sayangnya, respons Jokowi malah menjadi bias. Tidak ada pernyataan yang mengiyakan atau membantah.

Jokowi malah terang-terangan menghadiri berbagai acara yang mendukung penambahan masa jabatan presiden.

Pakar komunikasi politik Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Karim Suryadi mengatakan, seharusnya, isu presiden tiga periode sudah selesai.

Baca Juga: Diplomasi Meja Makan ala Jokowi, Cara Redam Konflik di Antara Parpol Pendukung

Selain karena tahapan pemilu sudah dimulai, Jokowi pernah menyebut, mereka yang mendesaknya kembali maju sebagai orang yang mencari muka dan menjerumuskannya.

”Jika kata-kata itu diucapkan dalam konteks yang alamiah, bukan sebagai pembungkus operasi gelap yang bertujuan sebaliknya, seharusnya menghentikan manuver pihak-pihak yang memaksakan kehendak yang menabrak konstitusi tersebut,” katanya, Kamis 16 Juni 2022.

Menurut Karim, kendati ada kelompok yang menghendaki, presiden tiga periode dinilai banyak pihak sebagai pilihan politik yang berisiko dan sangat berbahaya. Jokowi membaca realitas itu kendati desakan terhadapnya tetap ada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat