PIKIRAN RAKYAT – Setiap bulan Agustus tentunya merupakan moment bagi setiap bangsa Indonesia untuk mengingat kembali sejarah kemerdekaan.
Salah satunya mengenai proses perumusan teks proklamasi yang dibuat sehari sebelum diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
Ternyata dalam prosesnya terjadi perdebatan yang cukup sengit antara Soekarno sebagai wakil dari kaum tua dan Sukarni yang mewakili kaum muda.
Pria yang memiliki nama lengkap Sukarni Kartodiwirjo tersebut bersama Chaerul Saleh melontarkan kalimat pedas sebagai bentuk kekecewaannya tanpa sungkan kepada kelompok tua yang diwakili oleh Bung Karno.
Baca Juga: 8 Twibbon HUT RI 17 Agustus 2022 Terbaru, Semarakan Semangat 45 Rayakan Kemerdekaan Indonesia
Sukarni kala itu menggugat kata 'pemindahan' yang menurutnya kurang revolusioner. baginya penggunaan diksi ‘penyerahan’ kedaulatan terasa lebih revolusioner ketimbang ‘pemindahan’ yang lembek dan terkesan kompromis.
Begitupun dengan diksi ‘diusahakan’ dengan cara seksama, menurutnya seharusnya tidak perlu dilakukan revisi menjadi ‘diselenggarakan’.
Sukarni dan Chaerul Saleh merupakan motor penggerak dari insiden Rengasdengklok, mereka menjadi wakil dari pemuda dalam perumusan teks proklamasi.
Berdasarkan catatan sejarah, penyusunan teks proklamasi terjadi di lantai atas rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, sebelum akhirnya dikumandangkan di rumah Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.