kievskiy.org

Harga BBM Bersubsidi Sebaiknya Tak Naik Tahun Ini, Pengamat Ekonomi Beberkan Dampak Buruknya

Fahmy membeberkan sudut pandangnya tentang harga pertalite yang mencapai Rp10.000 per liter, yang berdampak pada inflasi sebesar 6,2 persen.
Fahmy membeberkan sudut pandangnya tentang harga pertalite yang mencapai Rp10.000 per liter, yang berdampak pada inflasi sebesar 6,2 persen. Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Rencana pemerintah terkait harga BBM bersubsidi yang akan kembali naik, telah memicu kritik dari seorang pengamat ekonomi UGM, Fahmy Radhy.

Sang pengamat ekonomi menilai harga BBM bersubsidi yang naik, hanya akan mendorong laju inflasi menjadi tak terkendali.

Dalam arti lain, harga BBM bersubsidi, menurut pengamat ekonomi itu, bukan pilihan tepat untuk naik pada tahun ini.

Baca Juga: Wajarkah Pasutri Masih Sering Masturbasi? Dokter Boyke Beri Peringatan: Bisa Merusak Rumah Tangga

Disebutkan, harga BBM bersubsidi seperti pertalite dan solar yang dipaksa naik, akan memicu inflasi.

"Opsi penaikan harga BBM subsidi bukanlah pilihan yang tepat saat ini. Kenaikan harga pertalite dan solar yang proporsi jumlah konsumennya di atas 70 persen sudah pasti akan menyulut Inflasi," kata Fahmy melalui keterangan tertulis, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.

Meski memberi kritik, Fahmy mengakui beban yang ditanggung APB terhadap BBM yang mencapai Rp502,4 triliun, bahkan mampu meningkat ke angka Rp600 triliun jika kuota pertalite ditetapkan.

Baca Juga: Wajarkah Pasutri Masih Sering Masturbasi? Dokter Boyke Beri Peringatan: Bisa Merusak Rumah Tangga

Hanya saja, Fahmy membeberkan sudut pandangnya tentang harga pertalite yang mencapai Rp10.000 per liter, yang berdampak pada inflasi sebesar 6,2 persen yoy (year on year).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat