kievskiy.org

Cegah Stunting dengan Pemenuhan Gizi di 1.000 HPK

Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Stunting Akibat Kurang Gizi? Yuk, Bongkar Rahasianya di Sini, yang diselenggarakan di Kupang, Jumat (19/8).
Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Stunting Akibat Kurang Gizi? Yuk, Bongkar Rahasianya di Sini, yang diselenggarakan di Kupang, Jumat (19/8). /Kemenkominfo


PIKIRAN RAKYAT
- Angka Prevalensi Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi. Terkait dengan hal ini, pemerintah kembali mengingatkan masyarakat pentingnya asupan gizi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau sejak terbentuknya janin, masa kehamilan, hingga anak berusia 2 tahun.

“Kita harus bergotong royong untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Terutama saya garis bawahi untuk diperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan hingga usia Baduta atau bawah dua tahun,”  kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta dalam Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Stunting Akibat Kurang Gizi? Yuk, Bongkar Rahasianya di Sini, yang diselenggarakan di Kupang, Jumat (19/8).

Menurutnya stunting di Provinsi NTT adalah salah satu yang harus menjadi perhatian seluruh masyarakat. Dalam hal ini, perlu kerja keras untuk mencapai apa yang ditargetkan oleh pemerintah pusat yaitu angka prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024.

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukan angka prevalensi stunting di NTT berada pada posisi 37,8 persen atau yang tertinggi dari seluruh provinsi. Angka ini juga masih di bawah angka stunting nasional yaitu 24,4 persen.

Setidaknya masih ada 15 kabupaten di NTT yang berkategori merah dalam kasus stunting. Penyematan status merah tersebut yakni wilayah yang prevalensi stuntingnya masih di atas 30 persen.

Baca Juga: Bocorkan Rencana Pembelian BBM dari Rusia, Sandiaga Uno: 30 Persen Lebih Murah dari Harga Pasar Internasional

Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Stunting Akibat Kurang Gizi? Yuk, Bongkar Rahasianya di Sini, yang diselenggarakan di Kupang, Jumat (19/8).
Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Stunting Akibat Kurang Gizi? Yuk, Bongkar Rahasianya di Sini, yang diselenggarakan di Kupang, Jumat (19/8).


Dokter Spesialis Anak Andreas, yang menjadi narasumber dalam acara tersebut menjelaskan bahwa perkembangan manusia yangg paling pesat terletak pada 1000 HPK dan pada usia remaja.

“Jadi ada dua pertumbuhan yang paling besar. Pertama dari usia kehamilan, sampai usia dua tahun. Kedua, di usia remaja saat terjadi pertumbuhan yang amat sangat cepat. Makanya perlunya pemenuhan nutrisi seimbang,” ungkap Andreas.

Pemenuhan nutrisi seimbang kaya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral sangat penting diperhatikan. Semuanya wajib terpenuhi dengan baik di masa remaja.

“Kenapa masa remaja adalah masa pertumbuhan terbesar kedua setelah 1000 HPK, karena remaja nantinya akan mempersiapkan generasi berikutnya,” kata Andreas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat