kievskiy.org

Ibunda Brigadir J Sebut Nama Istri Ferdy Sambo hingga 3 Kali, Irma Hutabarat: 'Mana Tanggung Jawabmu Putri!'

Kolase Brigadir J dan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Kolase Brigadir J dan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. /Kolase foto Antara dan Instagram/@divpropampolr Kolase foto Antara dan Instagram/@divpropampolr

PIKIRAN RAKYAT – Aktivis Irma Hutabarat menjelaskan kondisi psikis Ibunda dari Brigadir J, Rosti. Atas kematian anaknya, Rosti dikatakan meratap memanggil-manggil nama Putri Candrawathi (PC).

Sejak awal Nofriansyah Yoshua Hutabarat dipulangkan dalam peti mati, menurut Irma, hal pertama yang terbersit dalam benak ibunda Brigadir J salah satunya adalah janji dari istri Ferdy Sambo.

“Salah satu ratapannya itu dia bilang, mana tanggung jawabmu Putri, mana tanggung jawabmu Putri, mana tanggung jawabmu Putri, tiga kali berulang diulang-ulang (kata) Putri Sambo itu,” ucap dia, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Uya Kuya Tv, Minggu, 28 Agustus 2022.

“Karena memang Joshua ini bekerja baik-baik, dan Putri Sambo itu (bahkan) minta sama mamanya (Yoshua) bahwa ‘kau yang melahirkan, aku yang mengurusi’ jadi itu kan dianggap anaknya,” ucap Irma.

Baca Juga: Manchester United Bidik Memphis Depay, Jadi Pengganti Cristiano Ronaldo?

Irma melanjutkan, janji Putri itulah yang kemudian mengoyak hati ibunda Yoshua. Sebab anaknya dikirim kembali dalam keadaan tak bernyawa dengan segala intimidasi dari Polri terhadap jenazah.

Dari mulai tak boleh dibuka petinya, tak boleh diurusi jasadnya sesuai kepercayaan dan tradisi Batak yang dianut, serta proses penggalian kembali, ekshumasi, hingga autopsi berkali-kali.

“Itu gak gampang lho ya. Gak bisa dia tidur tenang sampai dia melihat titik terang, dibuka sebuka-bukanya. Apapun yang kita lakukan Joshua tidak akan hidup kembali, tapi kan kepiluan hati seorang ibu tidak akan terhibur kalau dia tidak tahu siapa yang bikin anak dia mati,” ucapnya.

Baca Juga: Dituding Tolak Salaman dengan Fuji, Ashanty Disebut Kacang Lupa Kulit: Dulu Cuma Rakyat Jelata

Menurut Irma, kepedihan paling berat yang menimpa ibu Yoshua adalah fitnah yang dilayangkan pada anaknya. Menurut Irma, melucuti kehormatan orang yang telah tiada adalah sebuah pidana.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat