/photo/2023/02/01/818009692.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menganalisis peluang Partai Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, kemungkinan Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan sangat kecil. Golkar, kata Jamiluddin, akan merasa diuntungkan dengan tetap di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Golkar juga akan merasa nyaman di KIB. Sebab, Golkar dapat menjadi 'pemimpin' di KIB. Hal itu tidak akan diperolehnya kalau berpaling ke Koalisi Perubahan," sebut Jamiluddin kepada wartawan, Jumat, 3 Februari 2023.
Tak hanya itu, Jamiluddin juga menerangkan bahwa Golkar akan tetap bertahan di KIB lantaran tidak ingin menjadi cawapres (calon wakil presiden) Anies Baswedan.
"Golkar yang sudah mematok Airlangga Hartarto jadi capres, semakin memperkecil peluang bergabung ke Koalisi Perubahan," sebutnya.
Baca Juga: Novel Baswedan Sebut Indeks Korupsi Indonesia Buruk Sejak Firli Bahuri Naik Jadi Ketua KPK
Begitu juga dengan Anies, tambah Jamiluddin, yang akan merasa rugi seandainya Airlangga menjadi cawapresnya. "Elektabilitas Airlangga yang sangat kecil, tentu sulit mendongkrak elektabilitas Anies. Airlangga tidak akan membantu meningkatkan elektabilitas Anies," tuturnya.
Mengemuka Usai Pertemuan
Dugaan Golkar akan bergabung ke Koalisi Perubahan mengemuka setelah Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pada 1 Februari 2023. Pertemuan itu digelar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengaku tidak tahu persis topik yang akan dibicarakan dalam pertemuan itu. Namun, saat itu dia tidak menutup kemungkinan topik dalam pertemuan itu membahas soal peluang Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan.
"Karena politik itu sangat dinamis, tidak ada kata 'tidak' dalam politik," ujarnya.
Sehari setelahnya, Anies Baswedan juga berkunjung ke Kantor DPP Partai Demokrat di Jakarta Pusat.