kievskiy.org

Pengamat Politik Unpad: Partisipasi Pemilih Muda 2024 Cenderung Rendah tapi Potensial bagi Parpol

Ilustrasi pemilu oleh pemilih pemula.
Ilustrasi pemilu oleh pemilih pemula. /Pexels/Edmond Dantès

PIKIRAN RAKYAT - Satu tahun lagi, tepatnya 14 Februari 2024, pemungutan suara pemilu 2024 akan dilakukan. Setahun menjelang momen penting dalam pesta demokrasi Indonesia itu, partisipasi para pemilih muda, terlebih pemilih pemula, juga mendapat perhatian dari penyelenggara pemilu maupun para kandidat dan partai politik.

Jumlah pemilih muda cukup menggiurkan dari segi persentase suara yang bisa diraih. Data yang ada dari Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), jumlah pemilih muda berusia 15-39 tahun diproyeksikan mencapai 54 persen. Bila dihitung dari total jumlah pemilih yang mencapai 190.022.169, maka pemilih muda itu mencapai jumlah 102.611.971.

Sementara, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dimutakhirkan sampai Juni 2022 menunjukkan bahwa ada 578.139 pemilih baru dari total jumlah pemilih. Di antara jumlah itu, ada 428.799 pemilih yang dikategorikan pemilih pemula yaitu para remaja yang nanti baru mengikuti pemilu pertama kalinya.

Tingkat partisipasi pemilih muda antara pemilu 2014 ke pemilu 2019 sebenarnya meningkat. Data CSIS yang dihasilkan dari survei pada Agustus 2022 itu menyebutkan, partisipasi memilih pada tahun 2014 mencapai 85,9 persen. Pada pemilu 2019, partisipasi itu meningkat menjadi 91,3 persen.

Baca Juga: Anak Muda Bakal Dominasi Pemilu 2024, KPU: 107 Juta dari Total Pemilih

Akan tetapi, dalam kurun empat tahun ini, dukungan pemilih muda dalam demokrasi mengalami penurunan. Apalagi, aktivitas politik yang diminati adalah menyampaikan sikap politik melalui media sosial dibandingkan berpartisipasi dalam pemilihan.

"Memang menarik. Berbagai studi, tidak hanya di Indonesia, menyatakan bahwa pemilih muda punya kecenderungan tingkat partisipasinya lebih rendah. Tetapi, suara mereka potensial bagi parpol dan kandidat, karena kebanyakan dari mereka merupakan undecided voters, belum menentukan pilihan sampai sekarang," kata Pengamat Politik dari Universitas Padjajdaran, Firman Manan.

Dari rentang usia pemilih muda 17-39 tahun, usia 17-23 merupakan generasi Z yang di dalamnya ada pemilih pemula. Sementara, mereka yang nanti berusia 24-39 tahun adalah generasi Y atau milenial.

Firman mengatakan, berbeda dengan usia yang lebih senior, pemilih muda ini belum memiliki keterikatan dengan parpol tertentu atau kandidat tertentu. Karena itu, mereka dinilai juga sebagai swing voters yang pilihannya masih terayun antara berbagai pilihan yang ada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat