PIKIRAN RAKYAT - Gunung Anak Krakatau berstatus Siaga Level III. Pagi hari, Jumat, pukul 00.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB penampakan tak biasa terlihat di Perairan Selat Sunda di mana kabut 0-III menutupi Anak Krakatau. Kondisi ini membuat kawah asap tidak dapat teramati.
Petugas penyusunan pelaporan dari Laman KESDM Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Pasauran Gunung Anak Krakatau, Jumono menuturkan, meski kawah asap sulit terlihat, pihaknya tidak serta merta menurunkan status gunung api, mengingat untuk keselamatan warga.
"Secara visual kondisi gunung api tampak jelas, namun tertutup kabut," kata Jumono, Jumat.
Oleh karena itu, nelayan, pelaku pelayaran dan pendaki dilarang mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau hingga status gunung api berubah menjadi aman. Imbauan diturunkan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.
Baca Juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Diperkirakan Alami Kerugian Capai Rp3,7 Triliun
Saat ini, kondisi cuaca di Perairan Selat Sunda berawan dan angin bertiup sedang ke arah timur dengan ketinggian Gunung Anak Krakatau 157 meter DPL (di atas permukaan laut). Kegempaan microtremor/tremor menerus dengan amplitudo 1-20 milimeter dan Amp Dominan 3 milimeter.
Kendati begitu, kegiatan masyarakat pesisir barat seperti Provinsi Banten mulai kawasan Anyer - Carita dan Labuan, Pandeglang dilaporkan masih berjaan normal.
Di sisi lain, nelayan tradisional di TPI Labuan dan Carita Pandeglang mengaku tidak berani membentangkan layar karena cuaca yang kurang bersahabat.
"Kami sudah beberapa hari terakhir tidak melaut, karena gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan, sehingga tangkapan relatif kecil dan merugi," kata Somad (45) seorang nelayan khusus tangkapan cumi di TPI Labuan I, Pandeglang.