PIKIRAN RAKYAT - Istilah ngabuburit menjadi bahasa yang semakin kerap didengar di pelbagai wilayah Indonesia. Kini penggunaanya merebak, selain di Tatar Sunda atau Bumi Pasundan.
Pakar Bahasa Sunda Universitas Padjadjaran Dr. Gugun Gunardi mengatakan, ngabuburit kini memperkaya kosakata bahasa Indonesia.
Menurut dia, istilah tersebut telah digunakan sejak Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, tepatnya pada 1975.
Buya Hamka saat itu diminta Presiden Soeharto untuk mengisi waktu ngabuburit dengan berdiskusi.
Baca Juga: Hindari 3 Kesalahan Saat Bersosialisasi, Salah Satunya Fokus Bicara Pencapaian Diri
"Generasi muda bisa melakukan ngabuburit dengan berdiskusi. Ini waktu yang bagus sehingga pengetahuan kita dapat bertambah dan juga terjalin silaturahmi," tuturnya, Sabtu 8 April 2023, seperti dilaporkan Antara.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dalam bahasa Sunda istilah ngabuburit berasal dari kata burit, menjelang matahari terbenam.
Kata dia, dalam bahasa Sunda, ngabuburit berarti ngalantung ngadagoan burit, yakni bermain sambil mengunggu sore.
Istilah ngabuburit, kini sudah ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam KBBI, mengabuburit berarti menunggu azan mangrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.