kievskiy.org

IDI Kritik Diskriminasi RUU Kesehatan

IDI.
IDI. /Idicabangtangerang.org

PIKIRAN RAKYAT - Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan kini ada di tangan DPR untuk segera disahkan. Meski demikian, gelombang penolakan terus mengalir dari kalangan profesi di bidang kesehatan.

 

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar dr Eka Mulyana mengatakan, kritik dan keberatan dengan RUU ini bukan hanya IDI, tapi organisasi profesi yang kaitannya dengan kesehatan seperti dr gigi, perawat, apoteker, bidan, dan lainnya.

Gelombang keberatan itu semata-mata bukan untuk kepentingan mereka yang berprofesi di bidang kesehatan, melainkan ada dampak besar yang akan dirasakan masyarakat jika RUU Kesehatan ini disahkan menjadi UU.

"Kenapa mengkritisi? Yang pertama dari prosesnya dulu. RUU kesehatan ini ada prosedur yang tidak dijalankan. Lumrahnya pengajuannya pembuatan rancangan UU itu melibatkan pihak-pihak terkait yang berkepentingan antara lain organisasi profesi kesehatan. Tapi di perjalanannya, kami tidak dilibatkan tapi RUU sudah ada," ujar Eka, Selasa 12 April 2023.

Eka menyebutkan, pasal-pasal yang tertuang dalam RUU Kesehatan ada yang perlu disoroti mulai dari kasus administrasi, medis maupun perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan (nakes).

"Jadi intinya bahwa ini bukan untuk kepentingan nakes baik dokter maupun perawat. Tapi yang ingin kita sampaikan justru untuk masyarakat penerima layanan kesehatan. Contohnya pada hal administrasi, ada pasal tentang STR (Surat Tanda Registrasi) yagg selama ini berlaku selama 5 tahun baik IDI, perawat, bidan, di RUU itu STR berlaku seumur hidup," ucapnya.

Ia menilai akan ada dampak terhadap masyarakat penerima layanan ini dengan diubahnya masa berlaku STR. Sebab, urgensi STR ini untuk berhubungan dengan kompetensi tenaga kesehatan dan ini harus dijaga dan ditingkatkan, karena yang dihadapi bukan jembatan, gedung tapi orang dan manusia.

“Misal ada perawat, dokter, bidan yang karena suatu hal 5-10 tahun tidak berpraktik tidak periksa pasien, tidak layani pasien tiba-tiba ingin praktik. Bayangkan kalau sudah lama tidak praktik tiba-tiba periksa pasien, yang dirugikan itu ya masyarakat bukan dokter perawat dan bidan. Kalau tenaga kesehatan egois ya senang-senang aja, tapi kan kami tidak," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat