kievskiy.org

Belajar Mengolah Luka Layaknya Buya Hamka

Ulama dan sastrawan Buya Hamka.
Ulama dan sastrawan Buya Hamka. /Balai Bahasa Kemdikbud Aceh

PIKIRAN RAKYAT – Buya Hamka adalah nama besar dalam dunia sastra dan budaya Indonesia. Di samping berkarya lewat tulisan, ia juga merupakan ulama kondang dari tanah Minang. Kisahnya bahkan baru-baru ini diangkat dalam sebuah film yang dibintangi aktor kawakan Vino G. Bastian.

Ketika bicara soal Buya Hamka, kita seolah bicara soal prestasi dan pencapaian, sebab itulah citra yang melekat padanya. Namun, sebelum nama itu menjadi besar dan dikenang seperti sekarang, Hamka kecil tumbuh dibesarkan luka. Pada masa anak-anak dan mudanya, ia ditempa berbagai cobaan.

Bisa saja ia memilih untuk tumbuh menjadi orang yang berbeda, tetapi kebesaran hati dan kepiawaiannya mengolah luka, menjadikannya Buya Hamka yang kita kenal.

Baca Juga: Najwa Shihab Ungkap Adegan Favorit Setelah Saksikan Film Buya Hamka

Luka Pertama: Perceraian Orang Tua

Buya Hamka yang bernama asli Abdul Malik Karim Amrullah lahir di Agam, Sumatra Barat pada 17 Februari 1908. Ia lahir dari pasangan Abdul Karim Amrullah dan Sitti Shafiah. Ayahnya merupakan ulama terkemuka bergelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Sedangkan ibunya adalah istri kedua yang dinikahi setelah istri pertama ayahnya meninggal.

Ketika menginjak usia 12 tahun, Hamka kecil dihadapkan dengan perceraian kedua orangtuanya. Ia kemudian merasakan perubahan emosional dari tekanan keluarga broken home. Ia menjadi nakal bahkan bolos sekolah selama 15 hari berturut-turut. Ketika ayahnya tahu, ia mendapat amukan besar karena membuat malu keluarga.

Kemarahan sang ayah lantas membuat Hamka merenung. Setelah kejadian itu, ia pergi ikut pamannya ke Jawa hingga genap berusia 16 tahun. Di sana ia belajar berbagai ilmu dari tokoh-tokoh besar seperti Cokroaminoto, K.H. Fakhrudin, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dan Soerjopranoto.

Baca Juga: Iwas Fals Apresiasi Film Buya Hamka, Habluminallah Habluminannas

Selain mempertajam pemikirannya, siraman ilmu yang diperoleh juga berhasil melunakkan hatinya. Buya Hamka akhirnya menemukan tujuan yang ingin dikejarnya. Ia pergi menuntut ilmu hingga ke Malaysia dan Mekkah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat