kievskiy.org

Kombinasi Herbal Asli Indonesia Telah Diuji Klinis ke Pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Ada Dua Produk

JAHE Merah, menjadi salah satu bahan dalam kombinasi herbal tersebut.
JAHE Merah, menjadi salah satu bahan dalam kombinasi herbal tersebut. /Pikiran-rakyat.com/RIRIN NUR FEBRIANI RIRIN NUR FEBRIANI/PR

PIKIRAN RAKYAT – Racikan dari bahan herbal asli Indonesia telah diuji klinis pada pasien Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran.

Hasilnya, baru akan terlihat setelah pengumpulan data hasil ujinya selesai, dan diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Uji klinis itu dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan tim, untuk penanganan pasien COVID-19.

Baca Juga: Sinopsis Film: London Has Fallen, Kisahkan Pembunuhan Massal Pemimpin Dunia

Terdapat dua produk racikan, yang tergolong sebagai imunomodulator, yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia ini.

Dua produk yang diuji klinis adalah Cordyceps militaris dan kombinasi ekstrak herbal yang terdiri dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum), daun meniran (Phyllanthus niruri), sambiloto (Andrographis paniculata), dan daun sembung (Blumea balsamifera).

"Kita sedang melakukan data cleaning atau verifikasi data untuk memastikan data penelitian akurat dan dapat dipercaya," kata Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator Herbal untuk Penanganan COVID-19, Masteria Yunovilsa Putra dalam diskusi virtual, dengan Tim Uji Klinis Kandidat Imunomodulator untuk Pasien COVID-19, Jakarta, Senin, 17 Agustus 2020.

Setelah verifikasi data, maka data akan dianalisa secara statistik, dan hasilnya akan diberikan kepada BPOM.

Baca Juga: James Rodriguez Ceritakan Hubungannya dengan Zidane, Akui Ingin Hengkang dari Real Madrid

"Kombinasi herbal ini sudah diformulasikan, memiliki data stabilitas dan ada prototipenya," tutur Masteria yang merupakan peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, sebagaimana Pikiran-rakyat.com kutip dari Antara.

Dalam diskusi tersebut, tim uji klinis tidak dapat menyampaikan detail dari hasil uji klinis imunomodulator herbal. Hasil akan disampaikan berdasarkan hasil analisa BPOM terhadap hasil uji klinis yang diberikan tim tersebut.

"Kami belum berani mengatakan, kita tunggu hasil analisa dari teman BPOM," ujarnya.

Baca Juga: Bagikan Momen Pengibaran Bendera Raksasa 2014 Silam, Triawan Munaf: Indonesia Raya Berkibar di Monas

Masteria mengatakan uji klinis tersebut dimulai pada 8 Juni 2020 dan selesai pada 16 Agustus 2020 dengan melibatkan 90 subyek penelitian dengan rentang usia 18-50 tahun yang diberikan intervensi selama 14 hari.

Tim yang terlibat dalam uji klinis kandidat imunomodulator herbal ini adalah LIPI, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia, dan tim tenaga kesehatan RS Darurat Wisma Atlet.

Kriteria subyek penelitian adalah pasien positif COVID-19 baru yang telah dikonfirmasi melalui Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RTPCR) dan memiliki gejala pneumonia ringan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat