kievskiy.org

Turunkan Angka Stunting hingga 14 Persen, Perlu Penanganan Intensif dan Tepat Sasaran

Penimbangan berat badan bayi di Puskesmas Sawan I, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dalam rangka pengabdian masyarakat  Fakultas Ilmu Keperawatan UI, pada 27 Desember 2023.*
Penimbangan berat badan bayi di Puskesmas Sawan I, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dalam rangka pengabdian masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan UI, pada 27 Desember 2023.* /DOK UI DOK UI

PIKIRAN RAKYAT - Prevalensi stunting di Indonesia masih di kisaran 21,6 persen per tahun 2022 berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia. Artinya, ada sekitar 4,6 juta kasus balita yang mengalami stunting.

Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation Indonesia, Eddy Henry mengatakan, perlu ada upaya yang lebih intensif dan tepat sasaran untuk menekan target stunting sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.

"Seperti diketahui, Jokowi menargetkan stunting bisa ditekan hingga 14 persen pada tahun 2024," katanya dalam keterangan pers, Jumat, 16 Juni 2023.

Ia menambahkan, pihaknya kini tengah melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi dalam rangka penurunan kasus stunting. Menurutnya, prevalensi stunting di Kabupaten Batang Hari saat ini mencapai 26,3 persen dan Kabupaten Muaro Jambi mencapai 18,6 persen.

Kerja sama itu akan berfokus pada pendampingan teknis yang meliputi intervensi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP), pemenuhan pelaksanaan Aksi Konvergensi, penguatan kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta dukungan untuk pemantauan dan evaluasi.

“Kerja sama dengan pemda yang kami lakukan ini ini diharapkan tidak hanya dapat menurunkan prevalensi stunting, namun juga memberikan dampak jangka panjang, yaitu meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas,” katanya.

Menurutnya, kerja sama ini dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Tanoto Foundation Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Batang Hari dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi di kantor Tanoto Foundation, Jakarta, pada Kamis, 15 Juni 2023.

Literasi dan numerasi

Kerjasama tersebut tidak hanya mencakup penanganan stunting, tapi juga peningkatan literasi dan numerasi di kalangan siswa. Sebagaimana diketahui, hasil asesmen nasional tahun 2021 menunjukkan bahwa 1 dari 2 siswa Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah minimum, serta 2 dari 3 siswa memiliki kemampuan matematika di bawah minimum.

Head of Basic Education Program Tanoto Foundation, M. Ari Widowati mengatakan, sejak 2018 pihaknya telah mendukung 25 kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa melalui pelatihan guru dan kepala sekolah serta pendampingan dalam perencanaan daerah untuk pendidikan berkualitas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat