kievskiy.org

Guru Besar IPB University: Waspadai Penyebaran Virus Korona yang Sebabkan Kucing Mati Massal

Ilustrasi pemeriksaan kucing.*
Ilustrasi pemeriksaan kucing.* /Freepik Freepik

PIKIRAN RAKYAT - Berita kematian kucing secara mendadak dalam jumlah banyak di berbagai wilayah di Indonesia baru-baru ini menimbulkan tanda tanya besar terkait penyebabnya.

Guru Besar IPB University, Prof Ronny Rachman Noor menilai, kejadian kematian kucing secara massal perlu diwaspadai karena kejadian serupa juga terjadi di berbagai negara dalam skala yang lebih besar.

“Belum lama ini di Siprus ribuan kucing mati secara mendadak yang menurut hasil penyelidikan disebabkan oleh virus korona kucing (Feline Coronavirus) varian yang tergolong ganas,” ujar Prof Ronny dalam siaran persnya.

“Kejadian kematian kucing secara mendadak di Siprus, Inggris dan Polandia ini menjadi peringatan bagi dunia, karena Feline Coronavirus yang lebih ganas secara perlahan namun pasti sedang menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Lebanon, Turki dan Israel dan ada kemungkinan masuk ke Indonesia,” lanjutnya.

Menurut Pakar Genetika Ekologi IPB University ini, pemerintah Siprus secara resmi merilis data bahwa ada sekitar 300 ribu kucing yang mati akibat wabah Feline Coronavirus. Ini berarti virus tersebut telah memakan korban lebih dari 30 persen populasi kucing yang ada di Siprus.

“Feline Coronavirus yang sedang mewabah ini menurut laporan sementara memang tidak terkait langsung dengan COVID-19. Sampai saat ini belum ada catatan kejadian virus ini menular pada manusia,” tutur dia.

Prof Ronny menjelaskan, kucing yang tertular Feline Coronavirus ini mengalami Feline Infectious Peritonitis (FIP), di mana sel darah putih terinfeksi dan selanjutnya menyebarkan ke seluruh tubuh. FIP tersebut kemudian memicu reaksi inflamasi yang seringkali fatal di bagian perut, ginjal dan otak dan menyebabkan kematian.

Hal yang perlu dikhawatirkan, kata dia, adalah dugaan munculnya strain baru yang lebih mematikan akibat adanya mutasi. “Munculnya varian baru ini kemungkinan karena kucing dapat terinfeksi COVID-19 dan sebagai reaksinya, banyak di antara kucing ini membawa antibody baru yang dapat saja memicu terjadinya mutasi Feline Coronavirus pada kucing,” ungkapnya.

Virus flu burung

Di samping mewabahnya Feline Coronavirus, dunia juga dihantui oleh menyebarnya virus flu burung H5N1 pada kucing seperti yang terjadi di Polandia. Kucing yang tertular akan menunjukkan gejala kesulitan bernafas, mengalami diare yang berdarah dan gejala abnormalitas syaraf.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat