kievskiy.org

Warga NU di PKB Dinilai Tidak Akan Solid Dukung Anies Baswedan-Cak Imin di Pilpres 2024

Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) berfoto bersama di sela Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 2 September 2023.
Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) berfoto bersama di sela Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 2 September 2023. /Antara/Moch Asim

PIKIRAN RAKYAT - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai suara warga NU di PKB tidak akan solid mendukung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (bacapres-bacawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Adi mengatakan, secara statistik, 85 persen penduduk Indonesia beragama Islam, dan sebanyak 40-45 persen mengaku sebagai bagian dari Nahdatul Ulama (NU).

"Lalu, kalau lihat suara PKB di Pemilu 2019 sebesar 9,69 persen. Jadi, kalau ada 45 persen bagian dari NU dan mayoritas jadi ada sekira 35 persen tidak memilih PKB, namun ke partai lain," kata Adi kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 6 September 2023.

Ia menilai, suara PKB sebesar 9,69 persen itu tidak bisa dikonversikan kepada Muhaimin. Soalnya, elektabilitas Muhaimin hanya 1-2 persen. Hal tersebut menunjukkan ada gap antara pemilih PKB dengan Muhaimin.

"Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Muhaimin," ujarnya.

Baca Juga: Cak Imin Respons Pernyataan Menag Yaqut: Mas Anies Baswedan dan Saya Terdepan Tolak Politik Identitas

Dia menilai, ada beberapa penyebab pemilih NU tidak memilih Muhaimin. Pertama, masih kalah tenar dengan nama-nama bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB, misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus," katanya.

Kedua, menurut dia, warga NU mulai mendukung Prabowo karena terindikasi calon tersebut dekat dengan Jokowi. "Sebelum deklarasi Anies-Muhaimin, Gerindra berkolaborasi dengan PKB, namun setelah pisah, apakah Prabowo tetap mendapat dukungan dari warga NU atau tidak?" katanya.

Menurutnya, hal itu menjadi tantangan bagi Muhaimin sebagai cawapres pendamping Anies untuk mengonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.

Langkah itu, menurut Adi, sangat penting karena kondisi PKB dengan PBNU terlihat berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut. "Dalam kondisi solid (PKB-PBNU) perolehan suara PKB 9,6 persen. Lalu sekarang PKB itu terlihat berkonflik dengan PBNU," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat