kievskiy.org

Harga Beras Naik karena El Nino, Pemerintah Jangan Cuma Bisa Suruh-Suruh Orang Miskin

Sejumlah pekerja angkut tengah mengangkut beras di Gudang Bulog Kasokandel, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka beberapa waktu lalu. Kepala Sub Divre Bulig Cirebon memastikan stok beras di gudang sangat aman bahkan berlebih. Kebutuhan per bulan untuk Cirebon, Majalengka dan Kuningan hanya sebanyak 1.000 ton per bulan sedangkan stok mencapai 63.000 ton.
Sejumlah pekerja angkut tengah mengangkut beras di Gudang Bulog Kasokandel, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka beberapa waktu lalu. Kepala Sub Divre Bulig Cirebon memastikan stok beras di gudang sangat aman bahkan berlebih. Kebutuhan per bulan untuk Cirebon, Majalengka dan Kuningan hanya sebanyak 1.000 ton per bulan sedangkan stok mencapai 63.000 ton. / Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Kewaspadaan terhadap fenomena El Nino sudah diwacanakan pemerintah sejak bulan Agustus 2023. Namun, sampai dengan September 2023, harga beras justru terus meningkat, sementara stok terus mengalami penurunan.

Karena belum tertangani dengan baik, pakar ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Arief Anshory Yusuf, menyarankan pemerintah untuk membuat kebijakan berdasarkan analisis ilmiah. Respons yang disebut science-based policy itu harus segera dilakukan karena kondisi yang semakin berdampak ke masyarakat.

"Pemerintah harus segera menganalisis dengan lebih teliti. Kumpulkan pakar meteorologi, perkirakan secara ilmiah, juga pakar pertanian dan ekonomi untuk memproyeksikan bagaimana dampaknya. Ini yang disebut science-based policy respons," katanya di Bandung, Rabu, 13 September 2023.

Sebelumnya, pada Agustus 2023, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menyebutkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait langkah strategis untuk mengantisipasi ketersediaan beras di daerah.

Ilustrasi kekeringan.
Ilustrasi kekeringan.

Baca Juga: Beras Rp51.000 per 5 Kilogram Dijual Khusus untuk Warga dengan KTP Bandung, Berikut Jadwalnya

Pertama, pemerintah daerah perlu mengetahui atau memonitor wilayah kantong produksi beras yang mengalami kekeringan, sehingga membuat produksi beras dalam negeri menurun. Kedua, pemda perlu monitoring wilayah yang mengalami kekurangan beras dan kenaikan harga beras.

Ketiga, pemda perlu mengintervensi daerah yang mengalami kedua kondisi tersebut dan penanganannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Daerah yang stok berasnya masih mencukupi dinyatakan tidak perlu dilakukan intervensi.

Akan tetapi, monitoring saja ternyata tidak cukup. Apalagi, fenomena iklim El Nino ternyata menyebabkan musim kering lebih lama. Hal itu pun berdampak ke puso atau gagal panen yang bisa semakin serius.

Menurut Arief, atas sebab itu, pemerintah perlu menganalisis secara ilmiah dengan mengumpulkan pakar meteorologi, pakar pertanian, dan pakar ekonomi. Apalagi, el nino yang diperkirakan akan berlangsung lebih lama menunjukkan dampak terhadap ketersediaan pangan, inflasi, dan daya beli.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat