kievskiy.org

Megawati: Berpolitiklah dengan Semangat, Nurani, Mata Hati, dan Setia kepada Rakyat

Megawati Soekarnoputri saat berpidato di Rapat Kerja Nasional IV PDIP.
Megawati Soekarnoputri saat berpidato di Rapat Kerja Nasional IV PDIP. /Dok. PDIP

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Prof.Dr.(HC) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pesan politik kepada ribuan kadernya saat membuka Rapat Kerja Nasional IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 29 September 2023.

Rakernas IV PDIP mengangkat tema 'Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia' dengan sub tema 'Pangan Sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia'.

Megawati dalam pembukaan rakernas yang dihadiri Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, Bacarpes Ganjar Pranowo, serta ribuan kader partai berlambang kepala banteng moncong putih itu, mulanya berbicara soal pangan. Ada delapan pokok kebijakan pangan yang disampaikan Megawati Soekarnoputri.

"Konsepsi kedaulatan pangan itulah yang ditawarkan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 yang tinggal beberapa bulan lagi," kata Bu Mega, panggilan akrab Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok: Si Tasya Ingin Jadi Polisi, tapi Dibunuh Polisi

Bu Mega menegaskan bahwa PDIP tidak akan menyerah dalam menjalankan politik kedaulatan pangan tersebut.

"Itulah komitmen pokok partai pada pemerintahan yang akan datang dengan memenangkan pemilihan legislatif dan Bapak Ganjar Pranowo sebagai presiden kedelapan Republik Indonesia. Sanggup? Sanggup? Sanggup?" kata Mega. Ribuan kader PDIP menjawab, 'sanggup'.

Putri Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno alias Bung Karno, itu lantas mengingatkan kepada kader partai, seluruh simpatisan di mana pun berada, sukarelawan bahwa rakyat itu cakrawati perjuangan.
"Kepada merekalah dedikasi politik selalu ditujukan. Kita berjuang karena keyakinan politik," ungkap Bu Mega di hadapan kadernya.

Dia menyatakan bahwa PDIP telah teruji oleh gemblengan sejarah yang begitu hebat dan menyakitkan khususnya ketika masa Orde Baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat