PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo bantah keputusannya ikut mengusung pasangan calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD didasari oleh kesepakatan akan pembagian kekuasaan di kemudian hari.
Hematnya tidak ada 'kongkalikong' dalam mendukung calon pemimpin di dunia politik, karena semua itu didasari oleh adanya kehendak atau tujuan yang sama.
Berlaku juga bagi tiga partai pengusung Ganjar-Mahfud, yakni PDI Perjuangan (PDIP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Hary memastikan mereka tidak pernah membicarakan pembagian kekuasaan pada saat memutuskan untuk mendukung Ganjar-Mahfud untuk maju ke bursa Pilpres 2024.
Baca Juga: Siapa Justin Hubner? Bek Wolverhampton Wanderers yang Siap Bela Timnas Indonesia
"Kita harus mampu memilih pemimpin dan menjadikannya menjadi pemimpin kita bersama. Jadi, tidak ada deal-deal-an politik itu," ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa penempatan orang-orang di posisi pemerintahan baru akan dibicarakan apabila Ganjar-Mahfud berhasil memenangkan Pilpres 2024.
Lebih lanjut, penempatan tersebut akan dilandasi oleh kapabilitas masing-masing calon pejabat, bukan karena hubungan kedekatan di antara parpol koalisi.
"Saya katakan, paslon menang, baru kami tempatkan anak bangsa yang cocok untuk membawa Indonesia lebih baik lagi," ucap Hary.