PIKIRAN RAKYAT - Banyak serang lawan, Capres nomor urut 1, Anies Baswedan disebut lebih dominan libatkan perasaan, kata Pakar Gestur dan Mikroekspresi jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Monica Kumalasari.
Dalam hal mengamati mikro ekspresi Capres di debat Pilpres pertama, ada dua hal yang diamati oleh pakar yakni feeling (rasa, persepsi) dan thinking (gagasan), bagaimana korelasi antara pernyataan verbal dan non verbalnya (Yang terlihat dalam mimik wajah, bahasa tubuh, dan suara).
Kali ini, pakar melihat Anies lebih banyak menyampaikan hal yang berkenaan dengan rasa ketimbang fokus menyampaikan visi misi yang ingin dibawanya ke Pemilu 2024.
Hal itu terlihat dari bagaimana Anies sering menyerang kelemahan Capres lain dan menggunakan frase 'saya rasa' dalam ucapannya.
Baca Juga: BLT El Nino Akhirnya Cair Desember 2023, Ini Jadwal Pencairannya
“Ini sangat terlihat pada saat penyampaian visi misi, di momen ini Anies menyampaikan kelemahan paslon lawan daripada fokus kepada perubahan apa yang ingin diusungnya,” kata Monica.
Monica tak menampik keterampilan berbahasa Anies dalam debat tak perlu diragukan lagi. Tetapi karena aspek feeling ini lebih mendominasi, gagasan yang disampaikan oleh sang Capres kurang tersampaikan.
“Menyampaikan sesuatu dengan gaya retorika adalah merupakan garis dasar dari Anies, sehingga kedalaman esensi gagasan kurang dapat ditangkap,” tuturnya.
Selain itu, pakar gestur dan mikroekspresi berlisensi dari Inggris tersebut menemukan bahwa Anies banyak menampilkan gerakan membasahi bibir.