kievskiy.org

Gibran Dihantui Suara Sumbang Sejak Pencalonan, Kelebihannya Cuma Usia Muda?

Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming.
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming. /Antara/M Risyal Hidayat

PIKIRAN RAKYAT - Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka langsung menarik perhatian sejak awal deklarasi pencalonannya. Namun, hal itu bukan dari sisi yang positif.

"Nah ini yang menarik, sehingga banyak suara-suara yang sumbang terhadap 'pencawapresan' Gibran ini. Kenapa? karena memang ini melewati kelemahan, pelanggaran terhadap etik yang dilakukan oleh MK yang sejatinya kan Gibran ini belum berhak untuk mencalonkan karena di undang-undang pemilunya harus di atas 40 tahun, sementara beliau belum," tutur Pakar Politik, Mahi M Hikmat kepada Pikiran-Rakyat.com di Kantor Komisi Informasi Jawa Barat, Kamis 21 Desember 2023.

" Akan tetapi, dengan kewenangan MK untuk memutuskan, akhirnya bisa. Walaupun di MK sendiri akhirnya jadi problem, ketua MK-nya dicopot dari jabatannya. Itu persoalan berat sebetulnya bagi Gibran. Sebelum kita menelaah tentang profil Gibran sendiri, prosesnya sudah berat, dalam pandangan proses sudah berat," ujarnya menambahkan.

Sayangnya, kontroversi pencalonan Gibran Rakabuming Raka tampaknya tidak disadari oleh banyak rakyat Indonesia. Apalagi, mereka yang berada di daerah dan kurang mendapatkan informasi.

"Kan itu bagi masyarakat yang melek politik, masyarakat yang memperhatikan prosesnya, kalau masyarakat kita harus jujur masih sedikit masyarakat yang melek politik. Terutama di daerah. Padahal, punya suara yang sama antara seorang profesor yang melek politik dengan, mohon maaf, lulusan SD misalnya di daerah-daerah atau tidak sekolah, kan suaranya sama," kata Mahi M Hikmat.

"Ya di daerah itu tahunya Gibran itu putranya Pak Jokowi, dan kalau mereka punya kekeguman ke Pak Jokowi ya dimungkinkan mereka memilih Gibran. Kalau mereka tidak membaca koran, mencermati media, dan perkembangan pemberitaan tentang proses kelahiran Gibran menjadi Cawapres," ucapnya menambahkan.

Sementara bagi kalangan yang memiliki pendidikan tinggi dan akses informasi mumpuni, akan berpikir ulang jika ingin memilih Gibran Rakabuming Raka. Hal itu pun menjadi 'PR' bagi Wali Kota solo tersebut.

"Bagi kalangan terdidik, tentu akan berpikir dua kali karena proses pencalonnya saja sudah bermasalah. Menurut saya, itu bisa dikatakan beban politik bagi pasangan calon Prabowo-Gibran, dan itu terbukti pada debat capres kemarin," tutur Mahi M Hikmat.

"Itu salah satu 'serangan' dari kedua belah pihak, baik dari Anies maupun Ganjar. Itu kan salah satu serangan, dianggap Prabowo itu membiarkan pelanggaran kode etik dan tidak mentolerir. Terlepas Tanggapan Prabowo seperti apa, tapi itu salah satu amunisi yang nampaknya saya lihat sudah dipersiapkan oleh dua-duanya," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat