kievskiy.org

Cak Imin: Food Estate Abaikan Masyarakat Adat, Krisis Iklim Tak Diatasi dengan Serius

Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. /Antara/Muhammad Adimaja

PIKIRAN RAKYAT - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Cak Imin menyebut program food estate yang digagas Prabowo Subianto mengabaikan masyarakat adat. Dalam pandangan pria kelahiran 1966 tersebut, seharusnya mereka dilibatkan dalam pembangunan.

Kata Cak Imin, krisis iklim terus terjadi dan ada bencana ekologi yang terjadi di mana-mana. Cawapres pendamping Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan menyebut negara harus serius dalam menangani kasus tersebut.

"Di sisi lain, kita prihatin upaya pengadaan nasional dilakukan melalui food estate. Food estate terbukti mengabaikan masyarakat adat, merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," ujarnya.

"Krisis iklim terjadi dan kita menyaksikan bencana ekologi terjadi di mana mana. Negara harus serius, tak hanya giant sea wall. Kita harus sadar krisis iklim kenyataan harus dimulai dari etika, etika lingkungan," katanya lagi.

Perlu keseimbangan etika lingkungan

Menurut Cak Imin, seharusnya ada keseimbangan antara etika manusia dan alam, hal itu merupakan etika lingkungan yang mesti dijaga. Hanya, keseimbangan itu tidak terjadi dalam melaksanakan pembangunan.

Krisis iklim, kata Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tidak diatasi dengan serius. Selain itu, pembangunan nasional juga harus berpijak pada kebijakan agraria dan keadilan sosial.

"Rakyat (adalah) pemilik), pemerintah hanya menjalankan. Petani, peternak, masyarakat adat harus dilibatkan," katanya.

Cak Imin mengawali debat Cawapres hari ini, Minggu 21 Januari 2024 dengan menyitir pernyatan pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari. Menurutnya, Kiai Hasyim menyatakan petani adalah penolong negeri.

"Akan tetapi, negara dan pemerintah abai (terhadap) nasib petani dan ladang kita. Hari ini, kita menyaksikan sensus pertanian BPS bahwa 10 tahun terakhir, terjadi jumlah petani rumah tangga gurem berjumlah hampir 3 juta," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat