kievskiy.org

Cium Kecurangan Pilpres 2024, Ulama dan Tokoh Masyarakat Jabar Keluarkan Fatwa 'Wajib' Pilih Anies Baswedan

Anies Baswedan dan KH Athian Ali di Hotel Papandayan, Kota Bandung pada Minggu, 28 Januari 2024.
Anies Baswedan dan KH Athian Ali di Hotel Papandayan, Kota Bandung pada Minggu, 28 Januari 2024. /Pikiran Rakyat/Mochamad Iqbal Maulud

PIKIRAN RAKYAT - 265 ulama dan tokoh masyarakat Jawa Barat mengeluarkan fatwa wajib untuk mendukung paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). Fatwa itu tertuang dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jabar.

"Kami memang ulama di Jabar liat umat tak boleh dibiarkan dalam kebingungan, menentukan selamat tidaknya negeri ini. Umat Islam harus dibimbing dan arahkan nyatakan wajib pilih pasangan AMIN dengan pertanggungjawaban dunia akhirat. Ada 265 ulama," kata salah seorang ulama asal Jabar, KH Athian Ali di Hotel Papandayan, Kota Bandung pada Minggu, 28 Januari 2024.

Meski tak menyebut contohnya, Ali mengatakan sudah mulai marak indikasi kecurangan yang terjadi menjelang 14 Februari 2024 demi memuluskan langkah salah satu paslon menjadi presiden dan wakil presiden.

Jangan sampai, sambung Athian, pemimpin Indonesia dihasilkan dari Pemilu yang curang. Sebab, Allah SWT tak akan memberkahi pemimpin yang dihasilkan dari Pemilu yang curang.

"Kami sepakat kawal dan tak beri kesempatan orang lakukan kecurangan agar mimpin negeri ini betul-betul memimpin dengan cara halal bukan haram. Jika terjadi maka tak diberkahi Allah," ucap dia.

Sementara itu, Anies mengaku dukungan yang diberikan oleh ulama dan tokoh masyarakat Jabar merupakan amanah untuk dapat menciptakan keadilan dan juga kemakmuran di Indonesia.

"Ini sebuah amanah kami merasa bersyukur bahwa harapan yang dititipkan oleh jutaan orang Indonesia yang kami temui selama setahun lebih hari ini harapan itu dipanggul lebih banyak lagi dengan dukungan para alim ulama dari Jabar," kata dia.

Anies pun sepakat bahwa masyarakat jangan sampai dibiarkan memilih pemimpin yang curang. Dia bahkan sempat menyebut salah satu contoh dari kecurangan yakni terkait dengan netralitas aparat negara. Namun, dia enggan menyebut contohnya secara pasti.

"Untuk aparat negara bertindak netral tak perlu usaha tambahan. Cukup jalankan ketentuan yang ada. Kalau tak netral itu harus ada usaha tambahan biaya tambahan dan energi. Jadi curang itu perlu effort ekstra. Tapi kalo netral dan jalankan seharusnya tak perlu tambahan apa-apa," ujar dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat