kievskiy.org

Jokowi Bikin Ahok Masuk Penjara? Ini Pernyataan Lengkap Eks Komut Pertamina

Potret Presiden Jokowi (kanan) dan Ahok (kiri).
Potret Presiden Jokowi (kanan) dan Ahok (kiri). /instagram.com/@basukibtp

PIKIRAN RAKYAT - Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama menyebut nama seseorang yang membuatnya masuk penjara dalam kasus penistaan agama. Kasus itu terjadi akibat pidatonya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, 27 September 2016.

Nama yang tidak disebutkan itu diduga merujuk pada Presiden Jokowi. Pasalnya, sang presiden yang menunjuk Ahok menjadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina menurut banyak laman pemberitaan nasional.

Alasan penunjukkan itu diisampaikan Erick Thohir bahwa Ahok adalah sosok yang dinilai pendobrak sehingga bisa menuntaskan tugas mengurangi impor minyak dan gas ketika itu. Ahok pun menjadi Komut Pertamina sejak akhir 2019 hingga mengundurkan diri pada 2 Februari 2024.

Kini Ahok menyebut sosok yang diduga membuatnya masuk penjara. Hal itu diutarakannya saat menghadiri acara Eropa Bersatu: Festival Tiga Jari secara daring pada 3 Februari 2024. Acara itu sebenarnya digelar secara luring di Jerman.

Ahok dan Jokowi.
Ahok dan Jokowi.

Pernyataan Ahok menyebut sosok diduga Jokowi terkait kasus yang membuatnya dipenjara

"Saya mau meyakinkan bahwa pilihan kita itu tidak salah karena saya tahu persis apa yang terjadi, karena saya tahu persis apa yang sedang dilakukan termasuk penggembosan terhadap PDI Perjuangan.

"Bapak Ibu bisa berbeda partai, tapi bagi saya, saya sampaikan, mungkin Bapak Ibu akan kaget setengah mati, sebetulnya satu orang yang tidak ingin saya maju itu justru di pihak 02. Ibu Megawati yang minta saya maju, satu-satunya yang menjaga konstitusi dan demokrasi hingga konsisten adalah harapan Ibu Megawati.

"Lalu ada orang yang mengatakan, ibu itu (berkata) petugas partai, perintah-perintah, saya sampaikan, kita bernegara ini, kita konsisten, menyerahkan kekuasaan tertinggi kepada partai politik, itu konstitusi negara kita menyerahkan kepada partai politik, dan partai politik bisa kita hukum saat tidak melakukan sesuatu yang berdasarkan meritokrasi. Dan Ibu Mega membuktikan, kenapa Ibu Mega kasih Pak Jokowi jadi gubernur dan presiden, karena meritokrasi.

"Saya dulu berpikir, Ibu Mega akan ngotot Mbak Puan jadi presiden atau calon wakil presiden. Saya tanya sama beliau, kenapa Ibu tidak segera deklarasikan Pak Ganjar jadi presiden, (beliau menjawab) buat apa begitu cepat, nanti diserang, kan partai di dalam kongres menyerahkan hak prerogatif pada saya, partai kita ini tinggal saya tanda tangan, sudah tentukan siapa yang calon. Saya sudah sampaikan dengan tegas, calon presiden akan dari kader kita sendiri, sudah dilatih untuk memahami ideologi partai, kemudian dia ditugaskan menjadi petugas partai. Orang nggak terima, kata Ibu Mega, saya juga petugas partai, Pak Ahok petugas partai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat