kievskiy.org

Megawati Soekarnoputri: Saya Tidak Suka Marah-marah, tapi Bela Rakyat!

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi politiknya saat hadir dalam kampanye akbar terbuka pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi politiknya saat hadir dalam kampanye akbar terbuka pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2024. /Antara/M Risyal Hidayat

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti persepsi yang kerap menyebutnya sebagai sosok yang sering marah-marah saat menyampaikan pidato politik.

Dalam beberapa kesempatan akhir-akhir ini, Megawati memang terlihat berpidato dengan nada tinggi dan penuh semangat, khususnya dalam menyuarakan dugaan kecurangan Pemilu dan intimidasi aparat.

Pada sebuah acara Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di RTH Maron, Genteng, Banyuwangi, Megawati memberikan penjelasan terkait persepsi tersebut. Dia menegaskan bahwa dirinya sebenarnya tidak menyukai marah-marah.

"Saya bengok-benok terus orang bilangnya begini, 'Ibu Mega kok suka marah-marah?' Tidak!" tegas Megawati, pada Kamis 8 Februari 2024.

Menurut Megawati, saat dia berpidato dengan intensitas yang tinggi, itu bukan karena kesukaannya untuk marah, melainkan sebagai bentuk pembelaannya terhadap rakyat yang ditindas dan diintimidasi. Dia mengingatkan bahwa rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka.

"Membela rakyat yang ditindas, yang diintimidasi, karena kalian semua inilah yang sebenarnya memiliki hak, hak untuk apa? Untuk memilih," ujar Megawati.

Lebih lanjut, Megawati menyampaikan pesan kepada rakyat Banyuwangi untuk tidak salah dalam memilih pemimpin. Dia menyoroti pentingnya memilih pemimpin yang bijaksana, bukan pemimpin yang bodoh.

"Kalau ada pemimpin yang bodoh mau dipilih apa tidak? Benar? Jadi, namanya saja pemimpin, seperti Bung Karno, ayah saya. Orangnya itu cerdas, makanya saya sebagai putrinya jadi cerdas, cucunya juga cerdas. Jadi, seperti itu, cerdas," ungkap Megawati.

Dengan penegasan ini, Megawati berharap agar masyarakat dapat memahami bahwa intensitas pidatonya yang tinggi adalah bentuk dari kepeduliannya terhadap nasib rakyat dan perjuangannya untuk membela hak-hak mereka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat