kievskiy.org

SBY Respons Gelombang Kritik Civitas Academica ke Jokowi: Tak Pernah Terjadi di Empat Pemilu Sebelumnya

Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). /Antara/Nyoman Budhiana

PIKIRAN RAKYAT - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons gelombang kritik dari civitas academica kepada Presiden Joko Widodo. SBY memahami kekhawatiran para akademisi yang menuntut Pemilu 2024 terselenggara tanpa kecurangan yang mengancam demokrasi. SBY juga mengapresiasi keberanian para civitas yang telah mengkritik Jokowi.

"Mereka khawatir jika Pemilihan Umum tahun 2024 ini tidak berlangsung secara damai, secara jujur, dan secara adil," kata SBY dalam pidato politiknya di Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.

Soal narasi rakyat akan berpaling dari pemimpin yang lahir dari proses kecurangan, SBY pun sudah mendengarnya. Dia berharap kekhawatiran-kekhawatiran tersebut tidak terjadi dalam konstelasi politik 2024.

"Sementara itu juga ada pernyataan politik yang lebih jauh lagi seperti kalau pilpres hanya berlangsung satu putaran berarti itu curang, ditambahkan lagi kalau pilpresnya curang kita tidak akan menerima, dan negara siap-siap chaos," ujar SBY.

SBY juga sempat menyinggung pemilu tahun-tahun sebelumnya yang cenderung lebih adem tanpa adanya gelombang kritik dari para civitas.

"Situasi ini tidak terjadi di empat pemilu sebelumnya," kata Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Tanggapan Jokowi Usai Dikritik

Presiden Joko Widodo menanggapi petisi yang dibacakan oleh civitas academica dari sejumlah perguruan tinggi di tanah air, salah satunya petisi Bulaksumur UGM. 

"Itu hak demokrasi ya," kata Jokowi yang didampingi Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dan Bupati Wonogiri Joko Sutopo di Pasar Kota Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis, 1 Februari 2024.

Jokowi enggan banyak berkomentar usai dianggap melakukan tindakan-tindakan yang mencederai prinsip dan moral demokrasi tanah air. Dia menganggap kemunculan petisi tersebut sebagai bagian dari proses demokrasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat