kievskiy.org

Harga Beras Mahal, DPR: Bansos Jor-joran Diduga jadi Penyebabnya

Ilustrasi harga beras mahal, Anggota DPR menduga itu disebabkan Bansos jor-joran.
Ilustrasi harga beras mahal, Anggota DPR menduga itu disebabkan Bansos jor-joran. /Unsplash/Pierre Bamin

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Hidayatullah, mengomentari harga beras mahal akhir-akhir ini. Ia menyoroti Bansos (Bantuan Sosial) yang dibagikan secara jor-joran belakangan ini.

Menurut Hidayatullah, pembagian Bansos yang jor-joran tersebut diduga menjadi penyebab mahalnya harga beras. Hal ini dinilai menyusahkan rakyat karena langkanya stok makanan pokok tersebut.

Diketahui harga beras pada Jumat 16 Februari 2024 naik Rp40 menjadi Rp15.940 per kilogram untuk beras premium. Sedangkan beras medium naik Rp20 menjadi Rp13.970 per kilogram.

Padahal harga sepekan sebelumnya, 9 Februari 2024, harga beras premium dan medium masing-masing masih Rp15.530 dan Rp13.600. Harga tersebut diambil dari Panel Harga Badan Pangan.

Bansos diduga jadi penyebab, ada potensi inflasi Februari 2024

Menurut Hidayatullah yang merupakan anggota DPR Komisi IX, beras mahal dan langka diduga akibat Bansos, dilansir dari laman DPR. Diketahui beberapa waktu belekangan, bansos dibagikan secara jor-joran.

"Peranan komoditas makanan mencapai 74,21 persen, sementara non makanan hanya sebesar 25,75 persen (Maret 2023), pemerintah harus segera mengatasi, apalagi disinyalir jor-joran bansos beras juga merupakan penyebab beras langka,” ujarnya.

Hidayatullah menyebut banyak rakyat yang mengeluh karena harga bahan pokok yang terus merangkak naik. Ia pun menyoroti tata kelola pangan di Indonesia yang dinilai tidak beraturan sehingga perlu diatur dengan baik.

"Rakyat mengeluh harga makanan terus melonjak naik, masalah ini terkait tata kelola yang masih semrawut kemudian data pangan yang tidak akurat hingga insentif bagi petani berkurang, terbukti beras produksi Indonesia menjadi yang termahal di antara negara produsen beras,” ujarnya lagi.

Tak hanya soal beras, Hidayatullah menyebut ada potensi inflasi yang mungkin terjadi pada Februari 2024. Data BPS (Badan Pusat Statistik) menyebut sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga seperti beras, daging ayam ras, dan cabai merah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat