kievskiy.org

Penyebab Santri Meninggal di Kediri, Dipukuli Senior 3 Hari Berturut-turut

Foto ilustrasi. Sebelum tewas, santri di Kediri dianiaya oleh senior di tiga lokasi. Tersangkak gunakan tangan kosong.
Foto ilustrasi. Sebelum tewas, santri di Kediri dianiaya oleh senior di tiga lokasi. Tersangkak gunakan tangan kosong. Handout

PIKIRAN RAKYAT – Misteri penyebab meninggalnya santri Ponpes Al-Hanifiyyah Desa Kranding Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Bintang Balqis Maulana (14) mulai terungkap. Santri yang masih berusia remaja itu harus menahan sakit lantaran mendapat penganiayaan dari empat seniornya yakni MN (18), MA (18), AK (17), dan AF (16).

Mirisnya, salah satu terduga pelaku yakni AF merupakan kerabat atau sepupu Bintang. Bahkan, orangtua Bintang, Suyanti, sering menitipkan uang jajan anaknya kepada AF.

“Iya, AF memang sepupu Bintang. Saya juga kalau meminta tolong agar Bintang dijaga dan uang jajan anak saya juga kepada dia… Yang saya gak habis pikir. Apa salah anak saya, kok sampai tega dianiaya seperti itu,” kata Suyanti kepada BBC Indonesia.

Bintang diduga tewas dianiaya para pelaku di PPTQ Al Hanifiyyah tempat korban mondok. Menurut penasehat hukum keempat terduga pelaku, Rini Puspitasari, Bintang mendapatkan pemukulan selama 3 hari berturut-turut.

Menurut Rini, berdasarkan pengakuan para pelaku, penganiayaan dilakukan karena korban tidak mematuhi sejumlah aturan di Pondok seperti mengikuti salat berjamaah dan piket.

"Menurut anak-anak (terduga pelaku), Bintang bilang ke orang tuanya bahwa dia sakit disuruh kerja. Padahal kerja itu giliran piket bersih-bersih di pondok,” kata Rini Puspitasari.

“(Terduga) pelaku ini mengingatkan jangan begitu, tapi korban saat ditegur menjawabnya tidak sinkron. Akhirnya emosi dan spontanitas melakukan pemukulan,” sambung Rini Puspitasari, Rabu, 28 Februari 2024.

Rini menjelaskan, masih menurut pengakuan para terduga pelaku, mereka memukuli korban untuk memberikan peringatan dan tidak ada niat untuk menganiaya korban. Para terduga pelaku juga mengaku tersulut emosi sesaat sebab korban tidak mau menurut.

"Para pelaku dan korban tinggal dalam satu kamar di ponpes. Awalnya dua pelaku mengetahui karena korban tidak salat. Kemudian mereka menasehatinya,” sebut Rini Puspitasari.

Menurutnya, pemukulan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Namun, korban sempat dirawat dan dibawa ke Rumah Sakit akibat luka-luka pemukulan sebelum akhirnya meninggal dunia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat